Menurutnya, genangan tersebut, selain menimbulkan jalan menjadi becek juga cukup merepotkan pengguna jalan.
"Kita bisa melihat kondisi pasar terutama jalan, becek, berlubang, air bergenang, solokan mampet. Kita bisa bayangkan dari tahun 1996 sudah 30 tahun lebih itu belum ada perbaikan sama sekali," kata Jahid.
Jahid menambahkan, Pasar Cikurubuk yang memiliki luas 4 hektar lebih dengan 10 blok itu, hampir semua blok kondisinya cukup parah. Apalagi, di blok A1 bekas kebakaran yang sudah 8 tahun belum ada revitalisasi.
"Para pedagang mengeluh kepada kami sebagai himpunan, ini bagaimana jalan belum ada perbaikan dari pemerintah. Kita juga langsung menanyakan kepada pemkot maupun dewan, dengan alasan tidak jelas, entah itu belum ada penyerahan dari pihak perusahan ke pemkot. Alasannya yang jelas belum ada perbiakan," ujarnya.
"Kita tidak tahu alasannya, yang jelas dari warga dan himpunan menuntut secepatnya perbaikan jalan. Karena selama ini kami tetap bayar retribusi. Nah, bagaimana pengembalian yang seharusnya ada timbal balik. Artinya sebagai hak warga pedagang ada fasilitas sebagai kewajibannya kita bayar. Nah bagaimana dengan hak kita dengan fasus-fasus ini yang tentunya menunjung," lanjutnya.
Menurutnya, bagaimana masyarakat bisa nyaman untuk berkunjung ke Pasar Cikurubuk jikafasilitas yang ada tidak mendapatkan perhatian.
"Sangat berpengaruh tentunya dengan kondisi seperti ini. Jadi enggan ke pasar ketika jalannya gitu (rusak). Untuk pedagang juga mengeluh dengan atap bocor, kita bisa bayangkan beberapa puluh tahun belum ada perbaikan," paparnya.
Jahid berharap Pemkot Tasikmalaya untuk segera menemukan solusi untuk memperbaiki kekurangan yang ada di Pasar Cikurubuk, jangan sampai ada kesan pasar becek atau tidak enak dipandang.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait