"Hal ini juga berkaitan dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb yang cukup tinggi, berkisar antara 45-95%," tambahnya.
Dia juga menyoroti adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Pulau Sumatera yang menghasilkan area netral poin, konvergensi angin, dan belokan angin (shearline) di sekitar wilayah Jabar.
"Kondisi ini berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut," katanya.
Rahayu menegaskan, bahwa indeks labilitas cuaca menunjukkan kategori labil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jabar, yang juga berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif secara lokal.
Sementara itu, Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Hadi Rahmat, menginformasikan bahwa angin puting beliung ini menyebabkan kerusakan pada beberapa bangunan.
"Ada kerusakan yang terjadi di depan PT Kwalram, Kawasan Industri Dwipapuri, depan Borma Rancaekek, Asrama Polda Brimob Jabar, dan depan Indomaret Eston Jatinangor," kata Hadi.
Dia menegaskan, tim BPBD Jabar bersama Pemkab Sumedang telah dikerahkan untuk memberikan bantuan dan melakukan pendataan terhadap objek yang terkena dampak.
"BPBD Provinsi Jawa Barat sedang berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Sumedang dan saat ini sedang melakukan penilaian situasi," ujarnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait