Abdul Halim dan keluarganya, yang terdiri dari lima anggota keluarga, telah mengungsi ke rumah adiknya yang terletak di RT yang sama. Sebagian barang dan perabot rumah mereka telah dievakuasi, tetapi kondisi rumah masih sangat mengkhawatirkan.
Yulianti menambahkan bahwa pondasi rumah Abdul Halim hanya ditumpangkan di atas tembok TPT, sehingga amblesnya TPT membuat bagian belakang rumah langsung menggantung di atas jurang.
"Musibah ini dipicu oleh hujan deras dan angin kencang. Air hujan merembes ke dalam tanah, mendorong amblesnya tembok tanah tebing (TPT) yang juga menjadi pondasi rumah," ucapnya.
Penduduk sekitar dan aparat desa setempat, bersama petugas kecamatan, babinsa, bhabinkamtibma, dan relawan Tagana, terlibat dalam upaya gotong royong untuk membantu Abdul Halim dan keluarganya.
Pembersihan material longsor dan penanganan sementara dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan mereka.
Meskipun rumah sudah sebagian dievakuasi dan mendapat penyangga sementara, kondisi ini tetap memerlukan perhatian dan upaya lebih lanjut untuk menjaga keselamatan Abdul Halim dan keluarganya dalam menghadapi potensi bencana lanjutan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait