Asep menjelaskan, peningkatan kasus memang realistis. Artinya memang terjadi mobilitas yang tinggi. Kemudian daerah yang dikunjungi juga peningkatan kasusnya luar biasa, karena memang tidak ada pembatasan mobilitas.
“Kalau tidak ada pembatasan ya pasti nyebar,” jelas dia.
Ia menyebut, kalau tren di Jakarta itu peningkatan kasusnya dikunci di situ saja, tidak akan menyebar ke daerah lain. Artinya yang di dalam gak bisa keluar dan yang dari luar gak bisa masuk.
“Karena gak dikunci ya sangat besar potensi nyebarnya, karena setiap orang tidak bisa menjaga prokes saat makan, minum dan kegiatan lainnya,” ungkapnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait