Dulu Dianggap Syirik, Para Mantan Napiter di Tasikmalaya Sadar itu Salah dan Siap Ikuti Pemilu 2024

Firman Suryaman
Dulu Dianggap Syirik, Para Mantan Napiter di Tasikmalaya Sadar itu Salah dan Siap Ikuti Pemilu 2024. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Firman Suryaman

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Puluhan mantan narapidana teroris (napiter) dari Yayasan Ansorul Islam, Kota Tasikmalaya, bisa dipastikan akan ikut Pemilu 2024.

Para napiter yang dulu menganggap Pemilu itu perbuatan syirik, kini telah terbuka hatinya bahwa Pemilu merupakan hak dan kewajiban warga negara yang harus diikuti.

"Dulu kami menganggapnya sebagai perbuatan syirik. Tapi sekarang kami sadar bahwa Pemilu merupakan bagian dan demokrasi negara kita," ungkap Ketua Yayasan Ansorul Islam, Anton Hilman, di kantor Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Senin (27/11/2023).

Anton mengungkapkan, para napiter dulunya bisa disebut sebagai orang eksklusif tak mau bercampur dengan yang lain. Hal itu berdasar keyakinan ilmu agama yang dianut saat itu.

"Namun sekarang kami sadar. Setelah banyak membaca literatur ilmu agama, ajaran yang kami anut dulu yaitu ajaran radikalisme ternyata memang salah," kata Anton yang juga mantan napiter.

Hal senada dilontarkan Ustad Gilang Taufik (36), salah seorang pengajar di Yayasan Ansorul Islam yang juga mantan napiter.

"Kami menganggapnya sebagai perbuatan syirik. Tapi setelah banyak melakukan literasi ilmu agama, ternyata faham kami itu salah," ujar Ustad Gilang.

Istad Gilang dan Anton mengaku siap mengikuti Pemilu 2024, termasuk juga mantan napiter lainnya.

"Beberapa kali ajang Pemilu kami lewati karena menganggap perbuatan syirik. Jadi sekarang yang pertama kali ikut," ujar Anton sambil tersenyum.

Ia optimistis para mantan napiter di Yayasan Ansorul Islam yang berjumlah 31 orang akan menggunakan haknya sebagai pemilih pada Pemilu 2024.

"Saya merasa yakin para mantan napiter dari Yayasan Ansorul Islam akan melaksanakan pencoblosan pada waktunya nanti," tandas Anton.

Ia pun mengimbau, ikhwan-ikhwan yang masih memiliki satu faham yakni faham radikal, segera berfikir jernih membukan literatur lain. Jangan terfokus pada satu literatur yang mengajarkan faham radikalisme.

Menurut Anton, banyak literatur yang bisa membuka hati kita bahwa faham agama itu tidak seperti yang kita anut dulu. Agama sebenarnya tidak mengajarkan faham radikalisme. 

"Mari kita menjadi bagian dari bangsa Indonesia, dengan mendaftarkan diri sebagai pemilih. Sekaligus itu menjaga Pemilu 2024 berjalan aman, damai dan lancar," kata Anton.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network