TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dua penghuni rumah di Kampung Mayangcinde, Desa Sirnaraja, Cigalontang, Kabupaten Kabupaten, hidup dalam bayang-bayang ancaman tanah longsor di belakang rumah.
Kedua rumah yang terancam ikut terbawa longsor itu berada persis di tepi tebing yang pernah longsor sekitar tiga minggu sebelumnya.
Kedua rumah itu milik keluarga Dayat dan Nenek Otih. Hingga saat ini mereka masih tetap tinggal di rumah walau dalam ancaman bahaya longsor susulan.
"Karena tak ada tempat lain, kami terpaksa tetap tinggal, meski sebenarnya takut terjadi longsor lagi. Rumah kami sudah berada di tepi tebing," kata Dayat yang ditemui, Senin (6/11/2023).
Dayat mengungkapkan, musibah longsor tebing di belakang rumahnya terjadi saat daerahnya dilanda hujan kali pertama, pertengahan Oktober 2023 lalu.
"Tiba-tiba kami mendengar suara gemuruh disertai getaran, dan setelah dilihat ternyata tebing di belakang rumah longsor," ujar Dayat.
Saat hujan reda, Dayat memeriksa belakang rumahnya dan ternyata bekas longsoran hanya berjarak sekitar satu meter dari dinding belakang rumahnya.
"Apalagi rumah Nenek Otih, sudah sangat dekat ke tepian tebing bekas longsoran. Kalau ada longsor lagi rumahnya bisa terbawa ambrol ke bawah," kata Dayat.
Ia mengungkapkan, sudah hampir sebulan hidup dalam bayang-bayang ancaman longsor, belum ada upaya penanggulangan dari pemerintah.
"Mau ditanggulangi sendiri tak punya biaya. Akhirnya terpaksa kami hidup disertai rasa cemas longsor susulan. Terutama jika malam hari, hati kami tidak tenang," keluh Dayat.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait