Ia menilai, pembuatan Eco Enzyime tersebut baru dilakukan di Kota Tasikmalaya. Tujuannya untuk menyaring udara, mereduksi emizi gas rumah kaca, serta menyiram tanaman yang saat ini dilanda musim kemarau.
Cheka menyebut banyak manfaat yang dihasilkan dari cairan Eco Enzyme itu sendiri. "Ini baru dilakukan dalam peringatan WCD 2023 di Kota Tasikmalaya. Banyak manfaatnya, bisa dipakai untuk sabun curi piring, sabun pembersih lantai, disinfektan, pupuk, dan pestisida," ungkapnya.
Cheka pun mengapreasiasi semua komunitas yang berperan aktif dalam mendukung program pemerintah perihal pengolahan sampah di Kota Tasikmalaya. Saat ini yang menjadi PR Pemkot Tasikmalaya salah satunya mengenai penangan sampah.
"Kita apresiasi komunitas yang berperan sangat penting dalam pengelohan sampah di Kota Tasikmalaya," ujar Cheka.
Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan berbagai kegiatan. Di antaranya memungut sampah di area Situ Gede dan pemberian penghargaan kepada para komunitas yang berkiprah dalam mewujudkan Kota Tasikmalaya kembali resik.
"Kita juga apresiasi komunitas yang berperan sangat penting dalam pengolahan sampah kita beri apresiasi karangsari pride, forplay, muda-mudi paseh selama ini berkiprah untuk keresikan," kata Cheka.
Ia berharap akan hadirnya kembali para komunitas yang cinta terhadap lingkungan yang bisa berkolaborasi dan membersihkan dalam mendorong Kota menjadi ramah lingkungan sehingga membuat nyaman.
"Harapannya semoga seluruh masyarakat miliki pengolahan sendiri di rumah masing-masing dengan membuat lobang 30 sentimeter, dibuat tempat buang sampah organik. Bayanggkan 500 Kartu Keluarga (KK) punya akan ada 500 pengolahan sampah organik masing-masing. Kalau 10 kilogram saja per Kk otomatis 5.000 kilo sampah, 5 ton kalau sehari 10 kilogram.," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait