Ini Kronologi Pasutri Muda yang Buang Bayi dan Ditemukan Masih Hidup di Selokan Culamega Tasikmalaya
TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Sepulang dari masjid usai solat Subuh dan wirid, Engkus (58), berjalan menuju rumahnya di Kampung Cibeunteur, Desa Cipicung, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (11/09/23) sekitar pukul 05.30.
Beberapa saat kemudian Engkus dikejutkan dengan suara tangisan bayi dari arah sebuah sungai kecil, tak jauh dari dirinya berjalan di jalan setapak.
Tangisan bayi yang terdengar memilukan, meluluhkan hati Engkus yang semula dihantui rasa takut. Ia pun segera menuju sumber suara, dan benar saja ia melihat ada bayi yang terbungkus kantong plastik putih tergeletak di tepi sungai.
Engkus segera memanggil Herman (52), tetangganya, untuk bersama-sama melihat bayi yang tak hentinya menangis itu. Keduanya kemudian segera membawa bayi ke paraji kampung bernama Yayah.
Melihat kondisi bayi yang mulai membiru kedinginan, Yayah segera memandikannya dengan air hangat dan dipakaikan baju bayi serta diselimuti agar tubuhnya hangat.
Temuan bayi laki-laki masih merah tersebut segera dilaporkan ke aparat setempat. Warga pun geger dan berdatangan ke rumah Yayah penasaran ingin melihat kondisi bayi.
Bayi kemudian ditangani bidan Desa Cipicung, Ai Novi, dan dibawa ke Puskesmas Culamega untuk perawatan lebih intensif.
Pada saat bersamaan, jajaran Polsek Bantarkalong bersama Satreskrim Polres Tasikmalaya melakukan penyelidikan. Terutama menelusuri warga sekitar yang diketahui sebelumnya sedang hamil.
"Dihari yang sama, atau sekitar dua jam setelah bayi ditemukan, kami berhasil mengungkap siapa pelakunya dan langsung melakukan penangkapan," kata Kasatreskrim, AKP Ari Rinaldo.
Pelaku tak lain adalah pasangan suami istri (pasutri) muda, Df (18) dan Ra (18), keduanya masih warga Kampung Cibeunteur, Desa Cipicung. Saat diinterogasi polisi, keduanya mengakui sebagai orang tua bayi tersebut.
Kapolsek Bantarkalong, Iptu Mugiono, menambahkan, pasutri tersebut mengaku sebelumnya sudah diwanti-wanti orang tua mereka jangan punya anak dulu karena masih terlalu muda.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait