"Jadi jangan berhenti belajar, teruslah berkontribusi dengan meningkatkan kompetensinya, ambil sertifikasi, pengakuan-pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki," ujarnya.
Di era digitalisasi ini, Cheka mengharapkan semuanya bisa mengikuti perkembangan zaman, dengan perubahan teknologi yang luar bisa itu harus mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang sama berkualitas.
"Caranya dengan terus mengikuti skema-skema, maupun mekanisme-mekanisme baru, cara kerja baru. Kalau dulu kita bisa pekerjakan dengan cara mekanismik, mungkin sekarang bisa dilakukan dengan cara digitalistik," paparnya.
Dikatakan Cheka, peseleksian PPPK ke depan masih tetap sama sesuai standar di pusat, sehingga, hasil ini juga sama standarnya di seluruh Indonesia dan mereka punya kompetensi di Inonesia.
"Mudah-mudahn ini bisa memberikan darah segar bagi percepatan pembangunan di Kota Tasikmalaya,"pungkasnya.
Salah seorang guru PPPK yang mengajar di SMPN 1 Kota Tasikmalaya, Dea Widiasari, mengatakan, setelah lolos pada seleksi tahun 2022 lalu, akhirnya penantian panjang penerimaan surat keputusan (SK) menjadi guru PPPK sudah bisa diterima.
"Alhamdulillah, tentunya perasaanya senang, karena ini sudah menjadi penantian yang cukup lama sekali," kata Dea seusai pelantikan.
Dengan resminya menjadi PPPK, Dea berharap bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya menjadi guru yang bisa memberikan tauladan bagi siswa-siswinya.
"Harapannya mungkin saya bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, bisa menjadi guru panutan siswa dan siswi di sekolah," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait