Tim PPM Unsil Tasikmalaya Edukasi Masyarakat Desa Putrapinggan Pangandaran Tentang Literasi Keuangan
PANGANDARAN, iNewsTasikmalaya.id - Keuangan merupakan inti dari setiap usaha, roda organisasi, dan penggerak dalam setiap kegiatan sehari-hari. Pengelolaan keuangan dapat menjadi kunci kesuksesan usaha dan keberlangsungan keluarga atau komunitas di masa depan.
Tanpa pengelolaan keuangan yang baik, mustahil sebuah usaha atau komunitas dapat bertahan lama dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Pengelolaan keuangan usaha yang baik minimal menganut konsep pemisahan harta pribadi dengan modal usaha. Sekali saja uang pribadi dibiarkan bercampur dengan keuangan usaha atau sebaliknya dan terus dibiarkan tanpa ada perhitungan yang jelas, semakin lama akan tampak nyata kekacauan yang ditimbulkan.
Prinsip dasar dan tata cara pengelolaan keuangan yang baik inilah yang sampai saat ini belum dipahami oleh masyarakat desa.
Indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 50,52 persen dan 86,73 persen, lebih tinggi dibandingkan di wilayah perdesaan yakni sebesar 48,43 persen dan 82,69 persen.
Namun demikian, gap indeks literasi keuangan semakin mengecil dari 6,88 persen di tahun 2019 menjadi 2,10 persen di 2022 dan gap indeks inklusi keuangan juga semakin mengecil dari 15,11 persen di 2019 menjadi 4,04 persen di 2022.
Hal ini sejalan dengan strategi pelaksanaan edukasi keuangan yaitu meningkatkan kuantitas pelaksanaan edukasi keuangan di wilayah perdesaan.
Di 2023, fokus OJK untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia tertuang dalam Arah Strategis Literasi Keuangan Tahun 2023 adalah membangun literasi keuangan masyarakat desa melalui aliansi strategis dengan kementerian, lembaga terkait, perangkat desa dan penggerak PKK desa, dan mahasiswa KKN.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait