Pemuda Tasikmalaya Sukses Usaha Donat, dari Jualan di Gerobak Kini Omzetnya Capai Rp230 Juta Sebulan
“Padahal dulu kalau bikin 50 pieces, ada sisa 20 pieces, artinya hanya 30 yang terjual,” ucapnya.
Selain itu, Ega juga merasa diuntungkan dengan zaman yang serba digital saat ini. Pasalnya, untuk berjualan donat, ayahnya dulu harus menawarkan donat dari satu rumah ke rumah lainnya. Namun berkat digitalisasi, dia kini memasarkan produknya lewat media sosial dengan jangkauan yang lebih luas, seperti melalui Facebook atau marketplace.
Adapun nama Donat Si Bungsu didapatkan ketika Ega berbincang dengan ayahnya. Arti nama tersebut adalah donat miliknya memang paling kecil di antara kompetitor lain, namun donatnya juga bisa menghasilkan sesuatu yang besar.
“Arti Donat Si Bungsu ini kita tahu kan bungsu itu paling kecil di antara yang lain. Istilah bungsu bila di antara kompetitor atau dengan brand-brand luar yang namanya bagus-bagus, yang susah dihafal, kita kecil namun sesuatu yang kecil itu bisa kok menghasilkan sesuatu yang besar,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di iNews.id dengan judul "Dari Jualan di Gerobak, Pemuda Ini Kini Punya 11 Outlet Donat Beromzet Rp230 Juta Sebulan"
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait