TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Tuyul adalah salah satu makhluk mitologis dalam budaya Indonesia yang sering menjadi topik perbincangan.
Menurut KBBI, tuyul merupakan makhluk halus yang konon berupa bocah berkepala gundul, dapat diperintah oleh orang yang memeliharanya untuk mencuri uang dan sebagainya.
Meskipun kontroversial, keberadaan tuyul telah mengilhami banyak kisah, legenda, dan bahkan film.
Artikel ini akan membahas asal usul tuyul, makna dalam budaya Indonesia, dan mengapa hal ini menarik minat banyak orang. Berikut informasi mengenai tuyul yang dirangkum iNewsTasikmalaya.id dari berbagai sumber, Minggu (4/6/2023).
Asal Usul Tuyul
Tuyul adalah makhluk mitologis yang diyakini berasal dari budaya Jawa dan beberapa daerah di Indonesia. Menurut legenda, tuyul awalnya merupakan roh anak kecil yang telah meninggal dunia.
Konon, mereka dihidupkan kembali oleh dukun atau orang pintar untuk tujuan tertentu, seperti mencuri harta benda atau memberikan keberuntungan kepada pemiliknya.
Karakteristik Tuyul
Tuyul biasanya digambarkan sebagai makhluk kecil berwujud anak kecil dengan rambut yang berantakan, kulit pucat, dan tidak memiliki hidung. Mereka sering dikaitkan dengan perilaku jahil, seperti mencuri uang atau barang berharga.
Meskipun demikian, ada juga pandangan yang berbeda bahwa tuyul dapat digunakan sebagai penjaga rumah atau memberikan keberuntungan kepada pemiliknya.
Tuyul dalam Budaya Indonesia
Peran tuyul dalam budaya Indonesia sangat menarik. Beberapa orang memandangnya sebagai mitos yang harus dihindari atau dilawan, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari tradisi dan kepercayaan yang tidak dapat dipisahkan dari budaya Indonesia.
Tuyul sering dijadikan bahan cerita dalam sastra, musik, dan seni rupa, serta menjadi inspirasi bagi para pembuat film.
Kontroversi dan Penyalahgunaan Tuyul
Tuyul juga merupakan topik kontroversial karena sering kali dikaitkan dengan praktik-praktik mistis yang tidak etis. Beberapa orang mengklaim memiliki kemampuan untuk mengendalikan tuyul untuk mencuri atau melakukan tindakan jahat lainnya.
Praktik semacam ini tentu saja tidak dapat diterima dalam masyarakat yang beradab dan bertanggung jawab.
Seperti halnya yang belakangan terjadi di Kota Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Burujul 1, Kecamatan Cipedes, di mana sejumlah warga mengaku kerap kehilangan uang di laci atau tempat penyimpanan.
“Uang yang disimpan di laci hilang, tapi tidak semua. Paling hilangnya hari ini Rp100 ribu, besoknya Rp100 ribu," kata salah seorang warga yang kehilangan uang, Euis Karsasi, Sabtu (3/6/2023).
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait