JAKARTA, iNewsTasikmalayaid - Tank tercepat di dunia akan diulas dalam artikel ini. Tank merupakan kendaraan lapis baja yang digunakan dalam medan pertempuran darat. Tank kali pertama muncul pada tahun 1916 saat Perang Dunia Pertama.
Tank bergerak menggunakan roda berbentuk rantai baja. Kendaraan tempur ini dilengkapi dengan senjata api dan meriam yang berada di bagian depan kepalanya.
Tank memiliki peran penting dalam pertempuran dan operasi militer disegala medan di darat. Selain berlapis baja, tank juga memiliki pergerakan yang cepat di berbagai medan.
Nah, berikut ini 5 tank tercepat di dunia yang dikutip dari laman Bulgarian Military, Minggu (29/1/2023).
1. Tank Leopard 2A7 + Jerman
Tank Leopard 2A7 + Jerman
Tank Leopard 2A7 + Jerman adalah versi tank Leopard 2A6 yang sangat modern. Tank Leopard ini kali pertama diperlihatkan pada 2010. Tank Leapard dirancang dengan mengadaptasi kendaraan tempur untuk melakukan misi tempur biasa dan aksi di lingkungan perkotaan.
Tank Leopard 2A7 + dilengkapi dengan meriam smoothbore 120 mm kaliber 55. Tank Leopard 2A7 + Jerman dibuat sesuai dengan skema tradisional.
Tank ini dilengkapi dengan mesin diesel turbocharged berpendingin cairan berbentuk V yang menghasilkan 1.500 hourse power atau tenaga kuda.
Untuk kecepatan, tank ini memiliki kecepatan maksimum 45 km jam di jalan raya dan 72 km/jam di jalan tol.
2. Tank T-14 Armata Rusia
Tank T-14 Armata Rusia
Tank T-14 Armata Rusia adalah tank generasi terbaru dengan menara tak berawak. Tank ini dirancang berdasarkan pada platform lacak universal.
Kendaraan tempur Rusia ini kali pertama ditampilkan di Victory Parade tahun 2015. Bagian lambung tank dilindungi lapis baja dinamis Malachite generasi keeempat dan meriam smoothbore 125 mm dan bisa diganti dengan mudah dengan meriam 152 mm.
Tank T-14 Armata Rusia ini dibekali dengan mesin bertransmisi otomatis dengan tenaga variabel 1.200 sampai 1.800 tenaga kuda.
Dengan demikian, tank ini memungkinkan untuk bisa berakselarasi hingga 90 km/jam di jalan raya dan 60 km/jam di medan yang berat.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait