“Saya lakukan penelitian ini dari tahun 2021. Pastinya banyak sekali kendala dan rintangan. Namun saya optimistis bisa menyelesaikannya. Alhamdulillah, saya bisa sampai di tingkat nasional,” jelas Nabilah merujuk keberadaannya sebagai finalis Myres 2022.
Nabilah membeberkan awal kesulitan dalam penelitian ini adalah penangkapan lalatnya. “Dari alat perangkap sudah saya pakai, namun hasilnya kurang maksimal, apalagi yang saya teliti adalah sayapnya, jadi harus sangat hati-hati,” bebernya.
Nabilah menjelaskan, tujuan penelitian ini agar dapat mengetahui identifikasi potensi senyawa aktif pada ekstrak kasar dari sayap kanan Musca domestica (lalat) melalui metode GC-MS.
Selanjutnya, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisa profiling dan docking potensi senyawa aktif sebagai kandidat antikanker berdasarkan nilai peak dari karakterisasi menggunakan metode GC-MS.
Manfaatnya, lanjut Nabilah, memberikan pengetahuan mengenai keberlanjutan penelusuran potensi penggunaan dari morfologi sayap kanan Musca domestica (lalat) sebagai bahan dalam komposisi antikanker. Dia berharap riset ini dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan sebagai sumbangsih di dalam biomedis.
“Tentunya, manfaat yang bisa saya rasakan sendiri adalah pengalaman, dengan adanya penelitian ini yang penuh dengan perjuangan membuahkan pengetahuan yang luar biasa,” tutupnya.
Tahun 2022, panitia Myres menerima 9.220 proposal penelitian. Setelah proses seleksi, diperoleh 156 proposal terbaik dalam tiga bidang penelitian, yaitu: bidang Sains dan Teknologi, Sosial dan Humaniora, serta Keagamaan.
Mereka kemudian dibekali dalam workshop selama empat hari dengan menghadirkan para narasumber dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Islam Negeri (UIN). Selanjutnya, dilakukan pendampingan selama satu bulan proses penelitian.
Dari 156 riset itu, para juri Myres 2022 menetapkan 36 proposal terbaik, yang masuk ke ajang grand final dan hasilnya dipamerkan di expo.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com dengan judul "Myres 2022, Siswa MAN 2 Tasikmalaya Teliti Sayap Lalat sebagai Antikanker"
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait