Kala bergabung bersama SSB, Arhan pernah kesulitan membeli sepatu sepak bola. Dia pernah terpaksa bermain dengan sepatu sepak bola seharga Rp25 ribu.
Kondisi ekonomi keluarga membuat sang pemain kesulitan mendapat perlengkapan latihan memadai. Ibu dan ayahnya sampai harus menjual barang di rumah terlebih dahulu untuk membelikan putra kesayangannya itu sepatu bola yang layak.
"Dulu kami memang susah sekali, utang sana-sini. Dulu dia tidak punya sepatu, tidak punya 25 ribu, dan itu pun sekali dipakai udah jebol,” kata Surati.
Keterbatasan itu tampaknya tidak membuat Arhan patah semangat. Mantan pemain PSIS Semarang itu berhasil membuktikan diri menjadi salah satu pemain muda terbaik Tanah Air saat ini.
Sejak Maret 2022, Arhan dikontrak Verdy selama dua tahun hingga Januari 2024 mendatang. Klub kasta dua Jepang itu tertarik pada pemuda Blora tersebut karena potensinya untuk berkembang lebih baik di masa depan.
Tokyo Verdy terkesan dengan performa Arhan bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2020. Kendati demikian, Arhan masih jarang dimainkan oleh Tokyo Verdy di Liga 2 Jepang.
Publik Tanah Air tentunya berharap Tokyo Verdy kembali menurunkan Arhan supaya performanya semakin terasah. Pasalnya, kesempatan bermain yang minim berpotensi dapat membuat Arhan sulit berkembang lebih jauh.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait