JAKARTA, iNewsTasikmalaya.id - Inilah masjid di Jakarta yang memiliki sejarah dan arsitektur yang unik.
Masjid-masjid tersebut selain meliliki arsitektur yang unik juga memiliki sejarah yang panjang. Selain sebagai tempat ibadah umat Islam, masjid tersebut juga bisa dijadikan tempat wisata religi.
Biasanya masjid-masjid ini dikunjungi banyak orang pada hari besar keagamaan seperti pada saat bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri.
Berikut tujuh masjid di Jakarta yang cocok sebagai tempat wisata religi:
1. Masjid Istiqlal
Tempat wisata religi di Jakarta yang pertama yaitu Masjid Istiqlal. Salah satu masjid terbesar di Indonesia ini dulunya merupakan bekas Taman Wilhelmina yang berada di sebelah timur laut Lapangan Medan Merdeka. Masjid ini selalu ramai didatangi para wisatawan yang berkunjung ke Jakarta.
Masjid yang luas ini mulai dibangun pada 24 Agustus 1961 yang merupakan usul dari Menteri Agama KH Wahid Hasyim dan Anwar Tjokroaminoto kala itu.
Masjid yang memiliki gabungan antara gaya arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa ini dirancang oleh Frederich Silaban. Sebanyak 200.000 orang dapat ditampung di tempat ini.
2. Masjid Si Pitung
Masjid ini erat kaitannya dengan sosok pahlawan Betawi yang terletak di tepi Pantai Marunda, Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara. Masjid ini juga menjadi tempat wisata religi yang bisa dikunjungi di Jakarta.
Dibangun oleh Si Pitung dan keluarganya pada tahun 1600-an memiliki arsitektur yang cukup sederhana dengan ukuran cukup kecil.
Atap yang berbentuk joglo dan ditopang dengan empat pilar juga menjadi hiasan tersendiri bagi masjid yang telah menjadi Cagar Budaya sejak 1975 ini.
3. Masjid Luar Batang
Terletak di Jalan Luar Batang, Gang V No 1, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, masjid Luar Batang juga menjadi tempat wisata yang cukup bersejarah.
Bahkan setiap harinya masjid ini kerap didatangi ribuan peziarah dikarenakan dalam kompleks masjid terdapat makam Al-Habib Husein bin Abubakar Alaydrus.
Masjid sederhana yang telah dilengkapi dengan dua menara mirip mercusuar ini juga telah menjadi Cagar Budaya sejak 1993 lalu.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait