TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dampak kekeringan di Kabupaten Tasikmalaya semakin meluas. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, hingga 29 September 2023, wilayah terdampak kekeringan telah meluas ke 27 desa di 13 kecamatan. Sepekan sebelumnya, BPBD mencatat ada 17 desa di 13 kecamatan terkena dampak kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Sapa'at, menyatakan bahwa kekeringan telah menyebabkan permintaan akan air bersih terus meningkat. BPBD telah menyalurkan sekitar 172 ribu liter air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan. Jumlah warga yang terkena dampak kekeringan mencapai 17.956 jiwa atau 4.934 kepala keluarga.
"Pemerintah sedang membahas peningkatan status siaga darurat menjadi tanggap darurat bencana kekeringan. Status ini diperlukan untuk memastikan penanganan kekeringan di lapangan dapat dilakukan secara optimal," ujar Sapa'at kapada wartawan, Sabtu (30/9/2023).
Menurutnya, dengan status tanggap darurat, upaya penanganan bisa dilakukan dengan lebih optimal. Operasional pendistribusian air bersih mulai menipis, sementara pendistribusian harus dilakukan ke wilayah-wilayah yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Pengambilan air bersih saat ini hanya dapat dilakukan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Namun, mata air di wilayah tersebut sebagian besar telah mengering.
"Dengan prakiraan musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung hingga Desember 2023 oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dampak kekeringan mungkin akan terus dirasakan hingga akhir tahun ini. Kami sedang memaksimalkan peralatan yang ada dan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini," tambahnya.
Pemkab Tasikmalaya juga menerima bantuan tangki air dari provinsi guna mengatasi kekurangan pasokan air bersih. Meskipun demikian, situasi kekeringan yang berlanjut menuntut kerjasama semua pihak untuk mencari solusi terbaik demi kesejahteraan warga yang terdampak.
Editor : Asep Juhariyono