TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Tiga perguruan tinggi di Jawa Barat (Jabar)berkolaborasi dalam mengatasi risiko stunting pada anak melalui pengenalan aplikasi Fe-MNHY.
Kegiatan pengenalan aplikasi Fe-MNHY yang dilakukan oleh Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, yang berkolaborasi dengan STIKes Muhammadiyah Ciamis (Mucis) serta Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) kepada peseta Kader Posyandu Anis, ibu balita dan ibu hamil tersebut digelar di Kampung Gunung Tujuh, Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Sabtu (17/6/2023).
Pemateri yang juga sebagai Dosen Prodi Kebidanan D3 STIKes Mucis, Metty Nurherliyany menjelaskan, aplikas Fe-MNHY ini adalah salah satu aplikasi yang berbasis android ataupun web.
Di dalamnya, aplikasi tersebut berguna untuk memonitor ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe.
"Di dalam aplikasi MNHY ini, ada beberapa dashbord yang mana seorang bidan bisa komunikasi, tidak ada batasan dan bisa memberikan sesuatu pendidikan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut," kata Metty.
Ia menuturkan, ibu balita maupun ibu hamil bisa melihat perkembangan kehamilannya, apakah anak tersebut di kategorikan stunting atau tidak.
"Dari aplikasi ini, karena pemeriksaan dilakukan dari awal kehamilan, kalau melihat stunting itu sampai usia 2 tahun bahwa anak itu bisa di kategorikan stunting atau tidak. Nah itu bisa terlihat dari perkembangan si anak tersebut," ujarnya.
Metty menjelaskan, aplikasi yang buatnya tersebut sudah di launching pada Agustus 2022 lalu di puskesmas di Kabupaten Ciamis. Hanya saja, pada saat ini ada perubahan dan pembaharuan sehingga adanya maintance dalam Playstore.
"Makanya, tadi alhamdulilah antusias warga di Kota Tasikmalaya, khususnya yang dihadiri oleh dinkes sangat menunggu launching lengkap di Tasikmalaya ini," jelas dia.
Guna mencegah anak agar tidak menderita stunting, hal yang harus dilakukan dan dijaga adalah pola asuh, pola asupan gizi dan harus dilihat perkembangan terhadap anak itu sendiri.
"Harapan kami, bisa meningkatkan ibu peduli dan meningkatkan pengetahuan warga tentang stunting. Sehingga di Kelurahan disini tidak ada terjadi anak yang stunting," tandasnya.
Sementara, ketua pelaksana kegiatan yang juga dosen di Unsil, Betty Rofatin, menuturkan, kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan berbasis Tridharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat.
Dikatakan dia, peningkatan kesehatan masyarakat yang dilakukan pihaknya tersebut tentang bagaimana mengurangi risiko stunting. Data kasus stunting di Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, sendiri sekitar 25 persen.
"Ternyata di Kecamatan Bungursari ini tingkat stuntingnya paling tinggi yaitu sekitar 25 persen. Makannya kami mengadakan pengabdian ke Posyandu Anis," jelas Betty.
Menurutnya, pencegahan stunting pada balita harus dilakukan sedini mungkin dengan memperhatikan asupan nutrisinya dari mulai dalam kandungan sampai usia anak mencapai 2 tahun.
Betty berharap, dengan adanya aplikasi Fe-MNHY ini, masyarakat bisa mengetahui cara pencegahan stunting.
"Jadi itu harus diperhatikan tentang gizinya. Kalau misal tidak diperhatikan masalah gizinya, nantinya tumbuh kembang anak itu terhambat dari daya pikirnya, dari pertumbuhan fisiknya, jadi sehingga mereka itu jadi lebih pendek dibandingkan anak seumurannya," ujarnya.
"Jadi kita memperkenalkan metode aplikasi Fe-MNHY kepada warga seperti yang telah disampaikan tadi oleh pemateri, bagaimana pencegahan agar para ibu hamil atau ibu balita ini nantinya mampu mencegah anaknya dari stunting," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Kader Posyandu Anis, RW 08, Kampung Gunung Tujuh, Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Indihiang, Iis Hanipah, mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih atas program kesehatan pengabdian dari 3 perguruan tinggi di Jabar tersebut.
Dengan adanya pelatihan ini, pihaknya merasa mendapatkan ilmu dan wawasan dalam pencegahan kasus stunting terhadap anak.
"Ini sangat manfaat sekali bagi kami kader di Posyandu Anis. Kami dapat banyak ilmu dan wawasan baru dalam mencegah adanya kenaikan jumlah kasus anak stunting," bebernya.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Tasikmalaya, Medi Hendrawan, Lurah Sukarindik Ayi Rahmatillah, Kepala Puskesmas Sukalaksana Dewi Puspa, Tim Dosen, H. Kurniawan, Tine Badriatin, Wilman San Marino, mahasiswa IPDN serta Ketua RW 08 Gunung Tujuh H.Acep.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait