TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Mudik ke kampung halaman di momen Lebaran Idul Fitri sudah menjadi tradisi bagi umat Muslim di Indonesia yang merantau mengadu nasib di kota.
Setelah 2 tahun mudik dilarang oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran penyakit lantaran adanya pandemi Covid-19, tahun ini mudik diperbolehkan oleh pemerintah.
Diperbolehkannya mudik tersebut tertunya menjadi suatu kebahagiaan atau kado istimewa di bulan Ramadhan bagi mereka yang merantau untuk melepas kangen dengan keluarga yang berada di kampung halamannya masing-masing.
Pada mudik Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah jumlah pemudik diperkirakan mencapai 85,5 juta orang. Mereka menggunakan berbagai moda transportasi, baik darat, laut dan udara untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing.
Fenomena mudik lebaran usai menjalankan ibadah puasa sebulan penuh tentunya menjadi perhatian semua kalangan masyarakat, tidak terkecuali pakar supranatural yang juga pengamat sosial Mbah Gareng.
Supranaturalis muda tersebut mengatakan, dari fenomena mudik ini selain berdampak positif juga dimungkinkan berdampak negatif. “Dari penerawangan saya, dampak negatifnya itu terjadi pasca mudik nanti. Saya melihat setelah mudik akan banyak usaha rental kendaraan yang kehilangan unit kendaraannya, bahkan bisa terjadi secara menyeluruh,” ujar Mbah Gareng, Rabu (4/5/2022).
Pakar Supranatural Mbah Gareng (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Ist)
Menurutnya, fenomena mudik memang membawa keberkahan bagi para pelaku usaha rental kendaraan. Banyak orang yang tidak memiliki kendaraan untuk mudik merental kendaraan agar bisa pulang kampung.
“Apa yang saya lihat ini mungkin bisa jadi peringatan bagi para pelaku usaha rental kendaraan. Banyaknya yang merental mungkin menjadi suatu keuntungan sehingga terlalu percaya merentalkan kendaraannya tanpa memperhatikan keamanan kehilangan kendaraannya. Di era sekarang tindak kriminalitas bisa dikatakan semakin canggih dan berkembang sehingga kewaspadaan patut ditingkatkan,” kata dia.
Dikatakan Mbah Gareng, terjadinya tindakan kriminalitas bukan hanya karena adanya niat dari si pelaku, melainkan karena adanya kesempatan. Ketika niat ada tapi kesempatan tidak ada, maka tidak akan terjadi tindak kriminalitas. Sebaliknya, jika ada kesempatan dan tidak ada niat, kemungkinan terjadinya tindak kriminalitas bisa saja terjadi. Apalagi kalau ada niat ada kesempatan.
“Meningkatkan kewaspadaan itu penting karena setiap insan memiliki kewajiban yang sama dalam menjaga keamanan. Karena tidak menutup kemungkinan akan bisa saja timbul pemikiran negatif ketika melihat kesempatan, dan perlu diingat kembali kejahatan bisa terjadi bukan karena memang pelaku terbiasa, tapi bisa saja karena adanya kesempatan," ucapnya.
Pakar supranatural ini menjelaskan, sudah banyak tindak kriminalitas dengan modus rental kendaraan. Bahkan aparat penegak hukum (APH) kepolisian pun sudah kerap mengungkap kasus penipuan dan penggelapan dengan modus rental.
“Para pemilik usaha rental tentunya harus lebih hati-hati dan tidak mudah percaya kepada yang merental apalagi orang baru,” kata Mbah Gareng.
Ia berharap apa yang telah dilihat dari kaca mata bathinnya tidak sampai terjadi. “Semoga saja hal yang saya prediksi ini tidak terjadi. Namun, bilamana terjadi setidaknya saya telah mengingatkan agar dapat mengurangi angka kriminalitas di lingkungan kita," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait