JAKARTA, iNews.id - Devi Dja dikenal sebagai artis sekaligus seniman yang sangat terkenal di era 1940-an. Dia lahir dengan nama Misri dan kemudian berganti menjadi Soetidjah. Dalam dunia seni, perempuan kelahiranYogyakarta, 1 Agustus 1914 ini merupakan seorang penari serta bintang film di era tahun 1940an.
Mengawali karier sebagai pengamen keliling bersama kakek dan neneknya, Devi Dja mulai mengembangkan bakat tari dan menyanyi ketika berada dalam rombongan stambul (teater sandiwara keliling) kecil. Bersama rombongannya, Devi Dja atau Soetidjah mengelilingi daerah-daerah di Jawa untuk menghibur masyarakat.
Suatu ketika rombongan Soetidjah singgah di Bayuwangi, Jawa Timur. Pada saat itu di tempat yang sama sebuah kelompok sandiwara bernama Dardanella sedang mengadakan pertunjukan. Pendiri Dardanella, Willy Klimanof alias A Piedro asal Rusia, jatuh cinta saat melihat Soetidjah menyanyikan lagu Kopie Soesoe yang saat itu sedang naik daun.
BACA JUGA:
Kisah Devi Dja, Artis Indonesia Pertama yang Tembus Hollywood Berawal dari Pengamen Jalanan
Tidak lama berselang, Piedro pun meminta Soetidjah untuk bergabung dengan Dardanella. Bukan sekadar itu, Piedro ternyata juga meminang perempuan berdarah Yogyakarta tersebut. Meskipun awalnya keluarga Devi Dja keberatan, akhirnya dirinya pun menerima Piedro sebagai suaminya.
Devi Dja yang semulai buta huruf dan kurang berpendidikan, mulai belajar membaca saat ia sudah berada dalam Dardanella. Piedro juga mengajari Devi Dja berbagai pengetahuan umum serta bagaimana dia harus bersikap sebagai seorang seniman.
Karier Devi Dja semakin bersinar ketika ketika pemeran utama wanita Dardanella, Miss Riboet II jatuh sakit. Dia kemudian diberikan kesempatan untuk mengambil alih peran sebagai tokoh Soekaesih.
Peran tersebut selama ini dipegang oleh Miss Riboet II dalam lakon Dokter Syamsi. Berkat kemampuan akting, tari, serta menyanyi yang menakjubkan, dia menjadi primadona di Dardanella. Dari situ dia mendapatkan panggilan Miss Dja dan dikenal juga sebagai Dewi Dja (atau sering ditulis Devi Dja).
Nama Devi Dja begitu populer saat 1930an. Wajahnya kerap menghiasi setiap iklan tentang Dardanella. Sukses di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Dardanella mengadakan tur lintas benua. Dardanella sempat berubah nama menjadi The Royal Bali Dancers.
Kelompok ini kembali berganti nama dengan menampilkan nama Devi Dja yaitu Devi Dja's Bali and Java Dancers. Rombongan ini melakukan berbagai pentas di banyak negara. Sebut saja Singapura, India, Semenanjung Malaya, beberapa negara Eropa.
Saat tampil di India, Devi Dja menari dan disaksikan oleh Jawaharlal Nehru, seorang perdana menteri India yang juga tokoh tokoh terkemuka dalam kemerdekaan gerakan kemerdekaan India. Hingga pada akhirnya Devi Dja melangkah ke Amerika bersama beberapa anggota yang tersisa. Hal ini dikarenakan beberapa anggota lain memilih untuk kembali ke Hindia Belanda. Mereka tampil di beberapa tempat serta restoran-retoran yang terdapat di kota New York.
Suatu ketika percecokan terjadi dan memicu Devi Dja untuk menetap di Amerika Serikat. Keputusan ini justru membawa Dja pada pengalaman lebih besar lagi.
Nama Devi Dja semakin terkenal di Amerika Serikat sebagai seorang penari. Dirinya juga muncul di televisi untuk mengajarkan tari serta menjadi seorang koreografer. Devi Dja juga berteman baik dengan sutradara Metro Goldwyn Mayer atau MGM dan melalui sang sutradara dia sempat ditawari bermain di film Moon and Sixpence.
Terkendala bahasa inggris yang kurang baik, akhirnya hanya suara nyanyiannya saja yang tampil di film tersebut. Pada tahun 1989, tepatnya tanggal 19 Januari, seniman legendaris Indonesia yang telat menyentuh dunia Hollywood ini meninggal dunia. Mendiang Devi Dja dimakamkan di Hollywood Hills, Los Angeles, Amerika Serikat.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait