Warga Sukamaju Kaler Tasikmalaya Keluhkan Polusi dari Tempat Jual Beli Hewan Kurban,

Kristian
Warga Sukamaju Kaler Tasikmalaya Keluhkan Polusi dari Tempat Jual Beli Hewan Kurban. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Keberadaan tempat jual beli hewan kurban milik PT Lintas Nusa yang berlokasi di Jalan Indihiang, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, menuai reaksi keras dari warga sekitar. Pasalnya, aktivitas perusahaan tersebut dianggap mencemari lingkungan pemukiman, terutama akibat bau menyengat dan instalasi pengolahan limbah yang dinilai tak memadai.

Warga dari 16 RW yang terdampak menyampaikan keluhan secara langsung dalam audiensi yang digelar di GOR Kelurahan Sukamaju Kaler, Rabu (25/6/2025). Pertemuan ini dihadiri perwakilan PT Lintas Nusa, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan, Camat Indihiang, Lurah Sukamaju Kaler, Karang Taruna, dan konsultan teknis lingkungan.

Tokoh masyarakat setempat, Durahmat, menyoroti dampak negatif dari aktivitas PT Lintas Nusa yang sudah beroperasi sejak tahun 1998. Ia mengungkapkan bahwa bau tak sedap dari kandang dan limbah hewan sangat mengganggu kehidupan sehari-hari warga.

“Setiap hari kami mencium bau menyengat. Kegiatan sosial seperti pengajian dan hajatan pun terganggu. Bahkan tamu dari luar kota pun ikut mengeluh. Ini memalukan bagi kami sebagai warga,” ujar Durahmat.

Selain masalah bau, Durahmat juga menyebut terganggunya lalu lintas akibat kendaraan pengangkut hewan yang lalu-lalang, serta kondisi air yang tidak lagi jernih di lingkungan sekitar.

Salah satu fokus keluhan warga adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik perusahaan yang dinilai tidak sesuai standar. Menurut DLH Kota Tasikmalaya, perusahaan telah menerima sejumlah teguran terkait hal ini.

“DLH menyatakan bahwa IPAL memang bermasalah. Katanya sekarang sedang diperbaiki oleh konsultan. Tapi masyarakat butuh kepastian, bukan janji,” kata Durahmat.

Warga pun menuntut kepastian kapan IPAL akan rampung diperbaiki, dan jaminan bahwa tak ada lagi dampak negatif terhadap lingkungan mereka.

Durahmat mengungkapkan bahwa mayoritas warga menuntut penutupan total operasional PT Lintas Nusa jika tak ada perbaikan signifikan dalam waktu dekat.

“Kalau tidak bisa memberikan kenyamanan bagi warga, lebih baik tutup. Itu tuntutan kami. Tapi mereka minta waktu untuk membenahi IPAL,” tegasnya.

Menanggapi tuntutan warga, Direktur Operasional PT Lintas Nusa, Yulis, mengakui bahwa pengelolaan limbah memang belum berjalan optimal. Ia menjelaskan bahwa proses perbaikan IPAL saat ini sedang berjalan.

“Kami sedang dalam tahap eksekusi. IPAL sebelumnya tidak sesuai standar karena dulu belum ada aturan teknis seperti Pertek. Kami sudah bekerja sama dengan konsultan dan DLH untuk menyesuaikan,” jelas Yulis.

Ia juga menyebut pandemi Covid-19 dan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sempat menjadi kendala teknis yang menyebabkan tertundanya pembangunan IPAL yang layak.

“Sekarang kami sedang mencari kontraktor untuk mempercepat proses pembangunan IPAL baru yang sesuai standar,” imbuhnya.

PT Lintas Nusa, yang menjadi salah satu pemasok utama hewan kurban untuk wilayah Priangan Timur dengan kapasitas hingga 1.000 ekor sapi, berkomitmen untuk menuntaskan perbaikan IPAL sesuai arahan DLH.

“Kami tidak ingin konflik dengan warga. Kami akan berupaya memenuhi seluruh kewajiban agar aktivitas usaha tidak merugikan lingkungan,” pungkas Yulis.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network