
TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Meski Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya telah menempatkan dua unit kontainer sampah di sepanjang Jalan Gubernur Sewaka, pemandangan tumpukan sampah liar masih mendominasi ruas jalan tersebut.
Kondisi ini menandakan bahwa keberadaan kontainer belum sepenuhnya efektif dalam mengatasi masalah persampahan di kawasan tersebut.
Dua kontainer yang ditempatkan DLH masing-masing berada di wilayah Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Mangkubumi, tepat di titik-titik yang selama ini dikenal sebagai Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar.
Namun, kenyataannya, sejumlah warga masih membuang sampah di sembarang tempat, bahkan di luar area kontainer yang telah disediakan.
Pantauan iNewsTasikmalaya.id pada Kamis (19/6/2025), terlihat tumpukan sampah memanjang di sisi kiri jalan dari arah Kawalu menuju Bunderan Bypass Mangkubumi.
Mayoritas sampah terdiri dari limbah rumah tangga seperti kantong plastik berisi sisa makanan, sayuran busuk, hingga bekas minyak goreng dalam kantong plastik, yang ikut memperparah pencemaran lingkungan.
Tak jauh dari SPBU Jalan Gubernur Sewaka, kondisi serupa juga ditemukan meski dalam volume lebih sedikit. Kendati demikian, aroma tak sedap dan pemandangan kotor tetap mengganggu kenyamanan pengguna jalan.
“Sayang sekali. Sudah ada kontainer, tapi masih saja sampah dibuang sembarangan. Kalau dibiarkan, ini bisa jadi sumber penyakit,” keluh Dedi, warga setempat yang kerap melintas setiap pagi untuk bekerja.
Menanggapi kondisi tersebut, Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya, Fery Arif Maulana, menyatakan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. DLH terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, bekerja sama dengan pihak kelurahan agar warga lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
“Kami sudah sebar kontainer di 30 titik, termasuk di Jalan Sewaka. Tapi memang kesadaran masyarakat masih menjadi tantangan utama,” jelas Fery saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurutnya, kontainer hanyalah salah satu upaya. Yang terpenting adalah perubahan pola pikir dan kebiasaan masyarakat dalam memperlakukan sampah, agar tidak lagi membuangnya sembarangan.
Untuk mengatasi kekurangan fasilitas pengangkutan, DLH juga akan mengerahkan dumptruck pengangkut sampah yang baru dibeli untuk membantu mengangkut sampah dari kontainer maupun TPS liar, khususnya di jalur-jalur padat seperti Jalan Mashudi dan Sewaka.
“Nanti akan ada pengangkutan bergilir. Dumptruck yang baru sudah siap beroperasi, jadi bisa mempercepat pembersihan di area yang memang padat dan rawan penumpukan,” tambahnya.
Fery berharap ke depan, partisipasi warga semakin meningkat dan pembuangan sampah bisa lebih tertib. DLH pun membuka ruang bagi masyarakat yang ingin melapor titik-titik sampah liar agar segera ditangani.
Meski infrastruktur sudah mulai dibenahi, semua upaya ini akan sia-sia jika masyarakat tidak ikut ambil bagian. Jalan Gubernur Sewaka adalah jalan provinsi yang ramai dilalui kendaraan setiap hari, dan citra kota bisa tercoreng bila kondisi lingkungan tidak dijaga dengan baik.
Sampah bukan hanya masalah DLH, tetapi masalah bersama. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, wajah Kota Tasikmalaya bisa lebih bersih dan sehat.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait