Kelor, misalnya, dikenal memiliki kandungan protein, zat besi, dan vitamin A yang dapat membantu mengatasi kekurangan gizi mikro, sementara alpukat memberikan lemak sehat yang penting untuk perkembangan otak.
Tanaman lainnya, seperti katuk, kunyit, dan temulawak, memiliki manfaat kesehatan yang mendukung sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi yang optimal.
Setelah serah terima aset dan peresmian kebun, acara dilanjutkan dengan berbagai pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Pelatihan tersebut meliputi:
1. Pembuatan Simplisia dan Produk Olahan
Mencakup pembuatan produk berbahan alami seperti sabun dari katuk, kelor, biji alpukat, dan temulawak.
2. Pelatihan Branding dan Kemasan Produk
Untuk manajemen pemasaran yang akan menyasar kelompok Griya Sumber Prima.
3. Penyuluhan dan Pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
Pembuatan produk seperti yogurt, sereal, dan snack bar berbahan dasar kelor, kunyit, temulawak, alpukat, dan kurma, dengan penekanan pada pentingnya gizi untuk pencegahan stunting.
Pelatihan-pelatihan tersebut dipimpin oleh tim ahli dari Unjaya, termasuk Apt. Dwi Larasati, M.Pharm.Sci, Ari Okta Viyani, S.E., M.Sc, Budi Rahayu, S.ST., M.Keb, dan Dr. Bdn. Tri Sunarsih, SST., M.Kes.
Tim pendamping dari UGM, antara lain Prof. Dr. drh. Sarmin, MP, Dr. drh. Claude Mona Airin, MP, Alan Soffan, SP., M.Sc., Ph.D, serta Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, MP, juga memberikan kontribusi dalam pendalaman materi.
Pihak penyelenggara mengucapkan terima kasih kepada DRTPM Kemdikbudristek atas dukungannya dalam pendanaan program Kosabangsa 2024. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya untuk memanfaatkan potensi sumber daya lokal dalam meningkatkan gizi masyarakat dan mencegah stunting.
Dengan peresmian Kebun Hortikultura di Sumberwungu, daerah ini kini menjadi contoh bagaimana kolaborasi antar lembaga dan pendekatan berbasis komunitas dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan.
Semangat inovasi dan pemberdayaan ini memperlihatkan harapan besar akan generasi bebas stunting di masa depan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait