Oleh Mufti Ghaffar, S.Pd., M,Si (Dosen Prodi S1 Gizi Universitas Siliwangi)
KELURAHAN Indihiang terletak di Kota Tasikmalaya. Kelurahan ini merupakan salah satu sentra perajin tahu terbesar di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data Dinas Perindustrian Kota Tasikmalaya, usaha agroindustri tahu paling banyak terdapat di Kecamatan Indihiang. Banyaknya perajin tahu di wilayah tersebut, berbanding lurus dengan limbah yang dihasilkan.
Produksi tahu menghasilkan 2 jenis limbah (produk samping) berupa limbah cair dan ampas tahu. Ampas tahu selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sedangkan, limbah cair tahu pada umumnya langsung dibuang ke sungai. Pembuangan limbah cair tahu ke sungai, menimbulkan permasalahan lain, yaitu berupa pencemaran lingkungan seperti bau busuk dan juga diketahui dapat menurunkan kualitas perairan yang selanjutnya akan berdampak pada biota perairan.
Di sisi lain, telah banyak peneliti yang melaporkan kandungan gizi yang terdapat di dalam limbah tahu, di antaranya kandungan karbohidrat sebesar 66,24%, protein 17,72%, serat kasar 3,23%, dan lemak 2,62%. Nilai protein dan serat kasar tepung limbah tahu dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu, yaitu secara berturut-turut 8,9% dan 0,4-0,5%. Hal tersebut menjadikan limbah tahu ini potensial untuk dijadikan sebagai bahan dalam membuat pangan olahan.
Berdasarkan hal tersebut, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang diketuai oleh Mufti Ghaffar, S.Pd., M.Si dan 2 orang anggota lainnya, yaitu Maerani, S.Si., M.Si serta Rizka Fikrinnisa, S.Gz., M.P.H mencetuskan ide “Pemberdayaan PKK Kelurahan Indihiang Kota Tasikmalaya melalui Pemanfaatan Limbah Tahu menjadi Nata De Soya dan Snack Bar Tinggi Serat Rendah Lemak” dengan mitra Tim Penggerak PKK Kelurahan Indihiang. Program ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) No. Kontrak 290/UN58.06/PM.01.09/2024.
Adapun produk yang dihasilkan dari kegiatan ini, yakni snack bar dengan bahan baku berupa tepung ampas tahu. Tepung ampas tahu dibuat dengan cara mengeringkan ampas tahu dengan menggunakan oven dan selanjutnya diayak (disaring) dengan ayakan 80 mesh. Tepung ampas tahu kemudian dicampurkan dengan bahan penolong lainnya, seperti tepung terigu, tepung maizena, gula aren, minyak goreng, mentega, susu bubuk, vanilla esense, dan kismis.
Adonan yang sudah tercampur rata selanjutnya dicetak dan dipanggang di dalam oven. Dalam program ini, Tim Penggerak PKK yang didampingi oleh Tim PKM telah menghasilkan snack bar ampas tahu dengan beberapa varian rasa, meliputi snack bar original, cokelat, pisang, dan kelor.
Pemberdayaan Tim Penggerak PKK Kelurahan Indihiang melalui Pemanfaatan Limbah Tahu Menjadi Snack Bar dan Nata De Soya Tinggi Serat Rendah Lemak. Foto: Istimewa
Pemanfaatan limbah cair tahu dilakukan dengan menjadikannya sebagai bahan baku dalam pembuatan Nata De Soya. Nata De Soya merupakan pangan olahan dengan tekstur menyerupai gel dan berwarna putih. Nata De Soya dibuat dengan bantuan Acetobacter xylinum sebagai starter, gula pasir, cuka, dan ZA food grade yang diinkubasi selama 14 hari pada suhu ruang dalam keadaan tertutup.
Selain produk yang dihasilkan, program PKM ini juga memiliki outcome. Outcome yang ingin dicapai antara lain peningkatan pengetahuan Tim Penggerak PKK dalam mengolah atau memanfaatkan limbah tahu menjadi pangan olahan dan peningkatan kemampuan dalam mengolah limbah tahu menjadi Nata De Soya dan Snack Bar. Beberapa tahapan kegiatan yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut, yaitu observasi awal, focuss group discussion, sosialisasi, demo dan praktik pembuatan produk (Nata De Soya dan Snack Bar), serta packaging dan branding.
Guna mendukung keberlanjutan program, Tim PKM juga telah menyerahkan beberapa alat dan buku saku (buku panduan) yang dapat menunjang Tim Penggerak PKK dalam pembuatan Nata De Soya dan Snack Bar dari limbah tahu.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait