TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dalam rangka pelaksanaan Tridharma perguruan tinggi, Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung melaksanakan kegiatan peresmian Desa Mitra SF ITB di Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (17/5/2024).
Adapun peresmian itu digelar di Gedung Serbaguna Desa Tanjungsari yang dihadiri langsung Dekan SF ITB, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Ph.D, Ketua Senat SF ITB Prof. Dr. apt Sukrasno, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Dr. H. Mohamad Zen, Camat Gunungtanjung, Sekretaris Desa Tanjungsari, para OPD di Pemkab Tasikmalaya serta tamu undangan lainnya.
Acara peresmian ini juga diisi dengan dialog antara pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari SF ITB, Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunung Tanjung, dan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) seperti dinas kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olahraga, dinas kesehatan, dinas koperasi, UMKM, perindustrian, dan perdagangan, serta penyuluh perikanan dari BRPBATPP. Hadir pula perwakilan perguruan tinggi di Tasikmalaya seperti Universitas BTH.
Ketua penyelenggara, Dr. apt. Hegar Pramastya, menjelaskan, bahwa Desa Mitra merupakan tempat bagi dosen dan mahasiswa Sekolah Farmasi untuk melaksanakan pengabdian masyarakat.
"Kami ingin desa dan universitas setara, makanya kami menyebutnya Desa Mitra. Kami juga bisa mendapatkan pengetahuan baru dari desa," ujar Hegar.
"Desa Mitra ini menjadi sarana pengabdian masyarakat serta pendidikan dan penelitian. Salah satunya adalah edukasi tentang stunting yang melibatkan mahasiswa dan dosen dari Sekolah Farmasi ITB serta ahli nutrisi," lanjut Hegar.
Hegar menyebut, bahwa Desa Mitra melibatkan banyak pihak, termasuk fakultas lain di ITB seperti Fakultas Seni Rupa dan Desain.
"Contohnya adalah kerajinan mendong, produk UMKM unggulan Desa Tanjungsari yang belakangan terpuruk. Kami ingin ada diversifikasi produk dan penggunaan pewarna alami untuk meningkatkan nilai jualnya. Kami juga memiliki program lain seperti pelatihan pemilahan sampah dan pembuatan pupuk organik cair," ujarnya.
Hegar menjelaskan, bahwa Tasikmalaya dipilih karena merupakan kawasan berpengaruh di Priangan Timur. Ia berharap kontribusi selama tiga tahun ini dapat memberikan dampak positif dan meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Tanjungsari.
"Antusiasme masyarakat luar biasa, seperti dalam olahan lele yang menarik untuk dijual, dan kerajinan mendong," tambahnya.
Dekan SF ITB, Prof. apt. I Ketut Adnyana, Ph.D, mengatakan, bahwa ada empat bidang fokus pengabdian masyarakat, yaitu kesehatan, olahraga, ekonomi, dan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"Desa Tanjungsari memiliki potensi luar biasa untuk bersaing dengan desa lain di Indonesia, terutama dalam produk kerajinan seperti mendong. Dengan tradisi dan bahan baku yang ada, keberlanjutan kerajinan mendong bisa dijamin," kata I Ketut Adnyana.
Menurutnya, Desa Tanjungsari akan menjadi contoh Desa Mitra yang selanjutnya akan menjadi Desa Mandiri. "Ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain, semoga kehadiran kami bermanfaat bagi masyarakat," tandasnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Tasikmalaya, Dr. H. Mohamad Zen, mengapresiasi Sekolah Farmasi ITB yang telah berkiprah selama tiga tahun di Desa Tanjungsari, menghasilkan produk-produk yang luar biasa.
"InsyaAllah ini akan kami adopsi untuk desa-desa lain di Kabupaten Tasikmalaya. Produk dari perikanan dan kerajinan mendong yang sudah ada akan kami kembangkan," ucap Mohamad Zen.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait