TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Fahmi Sidik terpilih sebagai Ketua Mandataris Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya periode 2024-2025.
Fahmi Sidik terpilih sebagai Ketua PMII Kota Tasikmalaya berdasarkan hasil Konfercab ke-XV yang digelar di Gedung PCNU, Jalan dr. Soekardjo, Kecamatan Tawang, pada Senin (6/5/2024).
Ketua Badan Pekerja Konfercab ke-XV PC PMII Kota Tasikmalaya, Idan Nurjaman, mengungkapkan, konfercab merupakan forum musyawarah tertinggi di tingkatkan kota dan kabupaten.
Konfercab ini bukan hanya sebatas pergantian regenarasi kepemimpinan, akan tetapi bagaimana PMII mampu terus tumbuh dan eksis di Kota Tasikmalaya.
"Tentunya saya sebagai Ketua BPK mewakili jajaran kepanitian mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh kader dan anggota PMII Kota Tasikmalaya yang telah hadir dan ikut serta mensukseskan acara ini sampai selesai," kata Idan kepada iNewsTasikmalaya.id.
Dirinya pun tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Fahmi Sidik yang sudah terpilih sebagai ketua mandataris PC PMII Kota Tasikmalaya untuk periode 2024-2025.
"Semoga bisa membawa organisasi PMII lebih baik dan lebih masif baik di ruang kaderisasi ataupun di ruang ruang gerakan advokasi," tandasnya.
Di tempat terpisah, Ketua Mandataris PC PMII Kota Tasikmalaya terplih, Fahmi Sidik, memberikan apresiasi terhadap tugas yang sudah dilakukan dengan baik oleh BPK PC PMII Kota Tasikmalaya.
"Rasa bangga juga saya ucapkan terima kasih kepada seluruh kader dan anggota yang telah bersama-sama berjuang hingga bisa menggapai kemenangan kita bersama," kata Fahmi Sidik.
Menurut Fahmi, kaderisasi merupakan hal yang paling primer dan penting dalam suatu organisasi untuk keberlanjutan organisasi PMII Kota Tasikmalaya ke depan.
Dalam momentum konfercab ini, Fahmi mengharapkan untuk kaderisasi PMII ke depan lebih berorientasi dan mengutamakan idealisme dalam organisasi serta harus berpegang teguh ke dalam nilai-nilai serta prinsip organisasi PMII.
"Jangan sampai ruang-ruang kaderisasi digiring ke arah pragmatisme dan realistis, di mana hal tersebut sangat bertentangan dengan prinsip kaderisasi apalagi ditataran komisariat dan rayon," ucapnya.
"Kemudian selanjutnya, ada hal-hal yang harus diselesaikan dalam kaderisasi dari mulai kaderisasi formal, nonformal, dan informal yang saya rasa untuk satu tahun periode kepengurusan sekarang itu kurang maksimal dan masif," ungkap Fahmi.
"Untuk ke depan, kaderisasi formal, informa, dan nonformal, bisa diikuti oleh setiap kader PMII, serta rayon dan komisariat juga harus mampu dan dapat melaksanakannya," lanjutnya.
Selain itu, dikatakan dia, pencetakan kader dan distribusi kader baik serta buruknya itu tergantung kaderisasi tersebut bagus atau tidaknya. Maka, ini harus dibenahi disetiap liding sektor komisariat, rayon bahkan cabang untuk lebih berfokus membenahi kaderisasi.
"Selain itu PMII di Kota Tasikmalaya harus menjadi barometer gerakan mahasiswa di Kota Tasikmalaya, menjadi navigasi perubahan yang kritis, responsif, dan progresif dalam mengawal setiap prombelmatika yang terjadi di Kota Tasikmalaya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait