Vita Meylani
Dosen Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Siliwangi dan Mahasiswa Program Doktoral, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada.
TANGGAL 10 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional, meskipun termasuk hari besar nasional, tetapi tanggal 10 November tidak menjadi hari libur nasional yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 dalam rangka mengenang pertempuran di Surabaya pada tanggal 10 November 1945.
Pada saat itu, tentara dan milisi Indonesia pro- kemerdekaan berperang melawan tentara Britania Raya dan Belanda yang merupakan bagian dari sejarah revolusi nasional Indonesia. Hari Pahlawan tentu saja bukan sekadar seremonial belaka tanpa pengamalan nilai-nilai perjuangan terhadap bangsa dan negara.
Peringatan Hari Pahlawan sebagai hari nasional merupakan momentum agar kita sebagai pewaris mengingat kembali warisan nilai- nilai perjuangan para pahlawan nasional, pendiri bangsa yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Momentum Hari Pahlawan ini, Saya mencoba menuangkan opini dalam sebuah proyeksi keteladanan Para Pahlawan masa kini, yakni "Pandawara Group: Fenomena Pahlawan Lingkungan Masa Kini".
Pahlawan zaman dulu berperang mengusir penjajah dengan kobaran semangat dan rela berkorban demi meraih kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perjuangan yang tentu saja tidak mudah pada saat itu, karena senjata yang dimiliki masih alakadarnya. Akan tetapi, modal tekad, semangat, dan cinta tanah air mampu menguatkan para pahlawan untuk memperoleh kemerdekaan.
Perjuangan para pahlawan yang telah berhasil melawan penjajah, tentu harus dilanjutkan dengan perjuangan mengisi Kemerdekaan. Bung Karno pernah mengungkapkan "Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan bangsa sendiri,".
Pernyataan tersebut tentu saja penuh makna yang dalam serta memerlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat memaknainya. Hal ini, baru terasa saat kita sudah berada pada zaman yang serba mudah dan canggih. Namun, justru pahlawan masa kini sulit berperan.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait