TASIKMALAYA, iNews.id – Selain Covid-19, Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi warga Kota Tasikmalaya. Di awal 2022 ini, tercatat di Dinas Kesehatan (dinkes) Kota Tasikmalaya sebanyak 221 kasus.
Kasus DBD banyak menyerang warga Kota Tasikmalaya. Bahkan 3 anak dan satu orang dewasa meninggal karena serangan penyakit yang dibawa oleh vector nyamuk Aedes Aigypti.
Kepada Dinkes Kota Tasikmalaya Uus Supangat membenarkan dengan adanya 4 warga yang meninggal karena DBD. Menurut dia, kasus DBD mengalami lonjakan yang cukup signifikan di Januari 2022 ini.
“Penambahan kasus DBD bahkan berasal dari suatu lembaga pendidikan yang ada di Kota Tasikmalaya. Jumlahnya kurang lebih 30 kasus,” ujar Uus.
Mengantisipasi melonjaknya kasus di lingkungan pendidikan yang menyerang anak-anak, dikatakan Uus, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk terus menyosialisasikan terkait DBD.
“Kita sudah distribusikan surat kepada dinas pendidikan kemudian kepada kemenag juga untuk mewaspadai adanya jentik nyamuk di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya,” ucapnya.
Uus menyebut, kasus DBD pada Januari 2022 ini mengalami kenaikan dibandingkan Januari 2021. Kendati demikian, kata dia, bahwa kasus sembuh juga cukup tinggi yakni 186 orang sudah sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
“Di Januari 2021 itu angka kematiannya tidak seperti sekarang yang mencapai 4 kasus. Makanya kita saat ini bergerak cepat turun ke lapangan, mungkin kita juga akan keliling ke seluruh puskesmas untuk lebih masif lagi dalam hal pencegahan,” kata dia.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan mengatakan, Pemkot Tasikmalaya telah menginstruksikan dinas pendidikan untuk menyosialisasikan ke sekolah-sekolah terkait dengan DBD.
“Curah hujan masih cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadinya genangan-genangan air yang menjadi sarang nyamuk DBD. Nah, genangan-genangan air supaya dibersihkan karena genangan air yang jernih yang menjadi tumbuh kembangnya nyamuk-nyamuk penyebar DBD,” ujar Ivan.
“Kita terus berupaya mencegah penyebaran DBD apalagi anak-anak sudah mulai pembelajaran tatap muka,” sambung dia.
Ivan menuturkan, dinas kesehatan juga sudah siap dengan terus mengedukasi masyarakat serta melakukan pencegahan terjadinya DBD. Di samping itu, masyarakat juga bisa melakukan tes cepat DBD di puskesmas.
“Jadi kalau ada masyarakat yang diduga DBD untuk kepastiannya bisa segera dibawa ke puskesmas. apakah positif DBD atau tidak,” ungkapnya.
Lebih jauh Ivan menjelaskan, bahwa DBD ini harus diantisipasi oleh semua kalangan masyarakat karena kejadiannya sudah menyebabkan ada warga yang meninggal dunia sebanyak 4 orang.
“Banyak yang harus diantisipasi oleh semua kaitannya dengan cuaca ekstrem, DBD, Covid-19, varian Omicron yang juga kemarin arahan dari pak gubernur tetap waspada dan harus menyukseskan vaksinasi,” tandasnya.
Dikatakan dia, masyarakat diimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta 3M (menutup, menguras, mengubur) tempat penampungan air yang dimungkinkan jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk penyebab DBD.
“Kami harap masyarakat selalu siaga DBD dengan melakukan pencegahan melalui PSN dan 3M plus,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait