TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Unik dan langka, sebuah keluarga besar lintas enam generasi menggelar reuni di Tasikmalaya.
Reuni langka keluarga ini merupakan keturunan pasangan Samaun-Daspi yang lahir pada akhir abad XVIII.
"Kami yang masih hidup merupakan cucu dan keturunannya dari pasangan Samaun-Daspi," kata Ketua Panitia Reuni, Hj Iis Hosiah, yang ditemui, Minggu (20/08/23).
Uniknya, reuni akbar lintas enam generasi ini digelar sambil menyambut HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Bukan hal mudah, lanjut Iis, bisa mempertemukan sebuah keluarga lintas enam generasi.
Selain karena faktor "pareumeun obor" (hilangnya jejak keturunan) juga karena para keturunan sudah berpencar di berbagai daerah di tanah air.
Namun berkat kesabaran, ketekunan dan ketelitian, keluarga besar Samaun Daspi ini akhirnya bisa terlacak dan dipertemukan.
Iis mengungkapkan, pasangan Samaun-Daspi pernah tinggal di Tasikmalaya dan memiliki lima anak, yakni Wasmad, Abdul Kodir, Sopiah, Kowiyah dan Marfuah.
Lima anak pasangan Samaun-Daspi ini tinggal berpencar di Jabar dan Jateng. Sementara para keturunannya sudah tersebar di tanah air. Namun diantaranya ada yang tinggal di Tasikmalaya.
"Nah, kami yang hadir pada reuni akbar ini merupakan cucu, cicit, bao dan janggawareng dari pasangan Samaun-Daspi," ujar Iis.
Reuni yang digelar di sebuah gedung di Jalan Cisalak, berlangsung penuh haru dan semarak.
Suasana riuh rendah, gelak tawa dan keharuan tak bertemu bertahun-tahun terasa saat reuni berlangsung di gedung yang tak terlalu luas itu.
Sesi pertama reuni diisi dengan perkenalan keluarga keturunan dari lima anak pasangan Samaun-Daspi, dengan tampil di depan podium. Satu per satu anggota keluarga diperkenalkan.
Terungkap beragam latar belakang mereka. Diantaranya ada yang menjadi anggota TNI, dokter, pimpinan pondok pesantren, ASN, petani, pedagang bahkan musikus dan wartawan.
Sesi berikutnya adalah kuis berhadiah dengan pertanyaan seputar identitas keluarga. Kemudian ramah-tamah sambil prasmanan dan karaokean.
Saat sesi foto bersama terpaksa dibagi dua sesi karena tak cukupnya ruang. Sesi pertama anggota keluarga yang lahir tahun 1990 ke bawah. Sesi kedua kalangan milenial.
Fakhrudin, salah seorang peserta reuni dari Indramayu, mengaku senang bisa menghadiri reuni akbar keluarga tersebut.
"Saya sebenarnya sedang sibuk-sibuknya mengurusi pesantren. Tapi demi reuni ini, saya berangkat dua keluarga malam-malam. Tiba di Tasik subuh dan langsung mencari lokasi gedung," ujar Fakhrudin.
Iis menambahkan, momen reuni sengaja digelar bulan Agustus sekalian merayakan Hari Kemerdekaan RI yang ke-78.
"Tadi ada kegiatan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan berdoa bersama demi kemaslahatan bangsa dan negara ini," kata Iis.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait