TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - SMK Periwatas Kota Tasikmalaya dikabarkan akan menghentikan aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM).
Bahkan, tahun ini, sekolah swasta yang beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Lengkongsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, tidak membuka pendaftaran penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Tak hanya itu, siswa yang saat ini duduk di kelas XI dan XII dikabarkan akan dipindahkan ke sekolah lain.
Pantauan iNewsTasikmalaya.id, Selasa (27/6/2023) lingkungan SMK Periwatas tampak lengang. Tidak terlihat aktivitas penerimaan siswa baru seperti di sekolah-sekolah lainnya di Tasikmalaya.
Gerbang sekolah pun tampak dikunci. Seorang pegawai kebersihan di sana menyebut bahwa tidak ada guru atau pihak sekolah yang beraktivitas di kompleks sekolah.
Dikonfirmasi, Kepala KCD Pendidikan Jawa Barat Wilayah XII Dedi Suryadin mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menerima informasi resmi terkait dengan permohonan penutupan SMK Periwatas. Diakui Dedi, pihaknya memang sudah menerima adanya pengembalian guru PNS yang bertugas mengajar di sekolah tersebut.
"Izin operasionalnya masih berlaku. Pihak yayasan dan sekolah belum mengajukan secara resmi, tapi memang sudah ada pengembalian guru PNS dan pemindahan peserta didik sudah dilakukan," ujar Dedi saat dihubungi wartawan, Selasa (27/6/2023).
Ia menuturkan, ada 5 guru PNS yang telah dikembalikan pihak sekolah ke KCD untuk ditempatkan di sekolah lain. Sedangkan 40 peserta didiknya sudah dalam proses pemindahan ke SMK Mitra Batik Tasikmalaya di Jalan RE Marthadinata.
"Kami sudah lakukan mediasi terkait proses pemindahan peserta didik agar proses pemindahannya berjalan sesuai aturan. Peserta didiknya sudah proses pindah ke SMK Mitra Batik Tasikmalaya," jelas dia.
Menurut Dedi, proses pemindahan peserta didik hendaknya dilakukan dengan tidak merugikan pihak siswa dan orang tya atau wali murid. Hal ini karena menyangkut persoalan biaya dan lain halnya.
"KCD tentunya sangat mendorong agar lembaga pendidikan ini bisa dipertahankan. Saya harap yayasan dan sekolah segera berbenah dan bangkit kembali. Masih ada waktu setahun sebelum benar-benar izin operasionalnya dicabut," ungkapnya.
Dedi menyebut, pihaknya sangat memaklumi kondisi sekolah swasta saat ini di mana persaingan dan tantangan semakin berat. Kurangnya peserta didik tentunya berpengaruh terhadap kondisi finansial atau keuangan sekolah.
Lanjut dia, sekolah swasta untuk mendapatkan sebanyak 20 peserta didik untuk satu angkatan saat ini cukup kesulitan. Karena sesuai aturan pemerintah, minimal jumlah murid itu sebanyak 20 orang.
"Kami memaklumi kondisi beberapa sekolah swasta itu memang kesulitan untuk mendapatkan peserta didik baru. Sebenarnya ada pilihan lain sebelum ditutup yaitu dengan alih kelola," ucapnya.
Ia menambahkan, pihaknya sangat menyayangkan dengan penutupan sekolah ini. Terlebih di lokasi SMK Periwatas tidak ada sekolah sejenis.
"Lokasi sekolahanya bagus. Kami sangat menyayangkan, apalagi untuk mendapatkan izin operasional SMK itu cukup susah. Kami akan tetap mendorong agar dipertahankan meski nantinya tergantung dari pihak yayasan dan sekolah yang memutuskan," tambah dia.
Sementara itu, Pengurus Harian Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Periwatas, Diana Sari Laksana, membenarkan bahwa sekolah yang dinaungi yayasan akan ditutup.
"Iya sudah mau kami proses untuk ditutup," kata Diana kepada wartawan, Senin (26/6/2023).
Ia menyampaikan, saat ini jumlah siswa yang ada di SMK Periwatas jumlahnya sebanyak 40 orang. Siswa kelas XI sebanyak 28 orang dan siswa kelas XII sebanyak 12 orang.
Lebih jauh Diana menjelaskan, faktor yang menyebabkan sekolahnya akan ditutup adalah karena minimnya jumlah peserta didik. Kondisi tersebut berimbas pada kesehatan keuangan sekolah.
"Sudah tidak rasional untuk lanjut," ungkapnya.
Lanjut Diana, penutupan operasional sekolah menjadi salah satu jalan terbaik di tengah kondisi sulit yang dihadapi. Perihal PPDB pun dinilainya tidak akan maksimal sehingga tahun ini tidak membuka penerimaan peserta didik baru.
"Ini demi kebaikan semua, termasuk siswa. Kami tidak mau berspekulasi, sekarang animonya banyak ke sekolah negeri," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait