TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Mahasiswa Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) program studi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dari kelompok The Solvers melaunching inovasi kesehatan One Posbindu/Pos PTM One RW (OPPOR) di Aula Kecamatan Cipedes, Rabu (7/6/2023).
Lunchingnya inovasi kesehatan OPPOR tersebut dihadiri muspika Kecamatan Cipedes, dosen pengampu mata kuliah perencanaan dan evaluasi Kesehatan, Rian Arie Gustaman serta perwakilan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya.
Ketua kelompok The Solvers, Reyhandra Habib Yanuar, mengatakan, kegiatan launching program tersebut merupakan sebuah klimaks dari serangkaian kegiatan yang dilakukan selama lebih kurang 4 bulan. Dimulai dari analisi situasi, kemudian komeniti diagnosis, serta penentuan determinan masalah.
Hingga pada akhirnya, pihaknya menemukan sebuah permasalahan kesehatan di mana penderita penyakit hipertensi di wilayah tersebut masih tinggi.
"Program ini berangkat dari penemuan kami di lapangan, di mana dari hasil wawancara yang kami lakukan, hipertensi berada di posisi tertinggi penyakit dengan hasil sekitar 70,83 persen," ucap Reyhandra.
"Nah, dari sana kami mengidentifikasi determinannya masalahnya itu, hingga kami temukan kurangnya pemeretaan Posbindu dan Pos PTM di Kelurahan Panglayungan. Oleh sebab itu kami mencetuskan sebuah program untuk menangani hipertensi ini dengan launching OPPOR," sambung dia.
Lanjut dia, dalam pelaksanaannya nanti dilakukan oleh Puskesmas, yang mana di setiap RW dibantu kader kesehatan yang akan melakukan skrining faktor risiko penyakit tidak menular tersebut, terutama hipertensi dan diabates.
"Yang kami temukan itu ada berbagai macam hal. Namun yang kami soroti adalah fasilitas skrining itu belum begitu merata di setiap RW yang ada dj kelurahan Panglayungan, jadi yang diketahui dari data, baru ada 16 Posbindu dan 2 Pos PTM dari 22 RW," bebernya.
Rasa syukur diucapakan Kepala Puskesmas Panglayungan, Drg Elida Darma. Ia mengatakan, dengan hadirinya inovasi program kesehatan bernama OPPOR dari mahasiswa Unsil untuk menangani permasalah penyakit hipertensi, nantinya akan menjadi sebuah terobosan untuk mendapatkan data masyarakat yang terkena penyakit tidak menular tersebut.
"Akhirnya mereka mengidentifikasikan bahwa sebagian ada 70 persen penderita hipertensi yang belum terkontrol. Tentunya kita sangat bersyukur sekali mendapatkan bantuan dari mahasiswa Unsil," ujar Elida.
Dikatakan dia, di Kelurahan Panglayungan sendiri ada sekitar 22 Posyandu, akan tetap dari angka tersebut baru sekitar 16 Posbindu dan 2 Pos PTM.
"Jadi dengan sebuah inovasi ini, diharapkan semua Posyandu itu 22 mampu melaksanakan Posbindu dan Pos PTM untuk menjaring angka hipertensi," ucapnya.
Menurutnya, penyakit hipertensi ini tidak hanya menyasar kalangan lanjut lansia (lansia). Namun, usia remaja dari umur 15 tahun sudah mulai terjangkit akibat tidak bisanya menjaga pola hidup sehat serta pola tidur yang tidak teratur.
Elida menerangkan, penyakit hipertensi dan diabetes merupakan penyakit tidak menular yang sudah menggrogoti masyakat Indonesia. Namun, penyakit tersebut bisa diminimalisir jika masyarakat razin mengecek kesehatan.
"Untuk yang 15 tahun sampai 59 tahun itu dilayaninnya diskrining penyakit hipertensi itu ada di Pos PTM, sedangkan untuk di atas yang 59 tahun itu di Pos Pembinaan Terpadu (posbindu) untuk khsusus lansia," ucapnya.
"Sebenarnya penyakit ini bisa diminimalisir jika terskrining dari awal dan terkontrol dengan baik, serta rutin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat. Karena mereka kadang suka enggan mengecek hal tersebut hingga menjadi penyakit yang lebih berbahaya," tambahnya.
Ia berharap, inovasi ini bisa berjalan baik dan berkelanjutan, sehingga masyarakat yang terjangkit penyakit tidak menular tersebut bisa terjaring lebih dini.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait