TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Misteri Nyai Sinden Neng Syarifah di jalur Gentong Tasikmalaya dapat Anda simak dalam artikel ini.
Jalur Gentong Tasikmalaya merupakan jalur selatan Jawa Barat yang menjadi salah satu jalur favorit untuk mudik.
Jalu Gentong juga merupakan salah satu jalur tengkorang atau jalur rawan kecelakaan yang ada di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota, karena kontur jalan yang sarat tikungan tajam, turunan curam dan tanjakan.
Untuk mengingatkan para pengguna jalan, kepolisian pun membangun tugu yang di atasnya terdapat sepeda motor ringsek akibat kecelakaan.
Bagi sebagian masyarakat Gentong, kecelakaan di jalan Gentong Tasikmalaya tidak semata-mata lantaran persoalan teknis kendaraan semata. Namun, kecelakaan kerap dikaitkan dengan cerita yang berkembang di masyarakat yakni misteri Nyai Sinden Neng Syarifah.
Salah seorang warga, Aip (40) mengatakan, cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah sudah ada sekitar 1940-an. Ia menyebut, Nyai Sinden Neng Syarifah merupakan sinden panggung warga asal Gentong. Nyai Sinden Neng Syarifah memiliki wajah yang cantik dengan rambut bersanggul dan memakai kebaya merah berselendang merah.
“Menurut orang tua, Nyai Sinden Neng Syarifah merupakan sinden sebuah grup ronggeng di wilayah Kadipaten dan banyak penggemarnya,” ujar Aip yang sehari-hari bekerja sebagai tim ganjal di tanjakan Gentong, Tasikmalaya.
Dari cerita yang berkembang di masyarakat, lanjut Aip, nyai sinden berkebaya merah ini dijadikan tumbal pembangunan jembatan yang disebut jembatan Sarongge, di Kampung Gentong, Desa Buniasih, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya. Neng Syarifah jadi tumbal pembangunan jembatan pada masa penjajahan Belanda.
Aip menuturkan, cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah cukup terkenal di kalangan warga Gentong. Cerita dari orang tua dulu, papar dia, Nyai Sinden Neng Syarifah ini dikubur hidup-hidup bersama rombongan ronggengnya di jadikan tumbal.
Dari kematiannya yang tidak wajar itu, arwah Nyai Sinden Neng Syarifah konon kerap menampakan diri kepada pengguna jalan atau pengendara yang melintasi jalan Gentong. Bahkan, kata Aip, penampakan Neng Syarifah terkadang minta tumpangan kepada pengendara dan minta diturunkan di sekitar jembatan Sarongge atau tempat sunyi di wilayah Gentong.
“Kalau kata sopir yang pernah melihat Nyai Sinden dan ikut numpang, kendaraan yang dikemudikan jadi terasa berat apalagi saat menaiki tanjakan,” kata dia.
Ia menyebut, Nyai Sinden dengan pakaian serba merah itu kerap menampakan diri ke pengendara dan meminta tumpangan. Kalau tidak diajak pasti ada hal buruk menimpa kendaraan dan terjadi kecelakaan.
“Sopir yang sudah tahu tentang kisah Nyai Sinden biasanya akan melemparkan rokok atau ruang receh saat melintasi jembatan di Gentong Bawah,” ungkapnya.
Aip menjelaskan, untuk sekarang ini jarang terdengar ada orang atau sopir yang melihat penampakan dari Nyai Sinden Neng Syarifah di jalur Gentong. Lebih jauh, dia mengaku jika dirinya masih ada ikatau saudara dengan sosok lain yang menjelma sebagai harimau dan menikahi Nyai Sinden Neng Syarifah secara gaib.
Ia mengatakan, sebelum ayahnya meninggal dunia pernah bercerita bawa uwanya yang termasuk orang paling berpengaruh di wilayah Gentong dan memiliki ilmu kanuragan menikahi Neng Syarifah secara gaib.
“Sejak dinikahi secara gaib, sejak itu jarang muncul lagi bahkan tidak pernah terdengar ada yang melihat penampakan,” jelas Aip.
Ia menambahkan, terlepas dari cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah yang berkembang di masyarakat, Aip mengimbau para pengendara yang melintasi jalur Gentong untuk tetap waspada dan berhati-hati.
Jalan Gentong merupakan jalur tengkorak. Kontur jalannya yang banyak tikungan, turunan dan tanjakan, membuat jalur ini menjadi salah satu lokasi rawan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kota.
“Pada intinya saat berkendara harus tetap fokus dan waspada. Selalu berhati-hati ketika melintasi jalur Gentong,” pungkasnya.
Sementara itu, mantan Kapolsek Kadipaten yang kini menjabat Kapolsek Cihideung, AKP Erustiana mengatakan, kasus kecelakaan yang terjadi di jalur Gentong Tasikmalaya disebabkan karena faktor alam dan human error.
“Jalur Gentong ini banyak tikungan tajak, turunan dan tanjakan curam. Kecelakaan di jalur gentong itu rata-rata disebabkan faktor alam dan human error,” ujarnya.
Selain itu, faktor penyebab kecelakaan lainnya adalah pengendara atau sopir merupakan baru kali pertama melintas di jalan Gentong sehingga belum memahami karakter dan medan jalannya.
“Jalan Gentong ini juga rawan longsor. Kondisi hujan membuat jalanan licin dan itu bisa menyebabkan kecelakaan jika pengendaranya tidak berhati-hati,” ucapnya.
Kasus kecelakaan di jalur Gentong dikaitkan dengan cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah yang berkembang di masyarakat, lanjut AKP Erustiana, selama dirinya berdinas di Polsek Kadipaten belum pernah mendengar ada korban atau sopir yang bercerita sebelum kecelakaan melihat penampakan perempuan berkebaya merah.
“Selama 4 tahun bertugas di wilayah Jalur Gentong, tidak pernah mendengar cerita dari orang-orang yang terlibat kecelakaan sempat melihat sosok perempuan berkebaya merah. Itu mah cerita dulu,” ungkapnya.
Pada saat arus mudik Lebaran 2023 ini, sudah terjadi beberapa kejadian kecelakaan di jalan Gentong, Tasikmalaya. Di awal-awal musim mudik 2023, seorang pemudik asal Yogyakarta yang mengendarai sepeda motor Honda Beat mengalami kecelakaan. Sepeda motornya masuk ke kolong truk kontainer tepat di atas jembatan Gentong Bawah.
Selang beberapa hari, sabuah mobil pikap masuk ke gorong-gorong karena mengalami selip saat jalanan licin usai diguyur hujan.
Terlepas benar atau tidaknya cerita misteri Nyai Sinden Neng Syarifah ada kaitannya dengan berbagai kasus kecelakaan di jalan Gentong, para pengendara harus meningkatkan kewaspadaan dan berhati-hati saat melintasi jalur Gentong. Selalu berdoa dan ingat kepada Allah yang mengatur segala urusan mahluknya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait