TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Dokter spesialis jantung atau kardiologi Rumah Sakit (RS) Jantung Tasikmalaya, Jusuf Rachmat, mengatakan, angka kelahiran anak dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia relatif tinggi.
Menurutnya, merujuk pada hasil penelitian pada 8 sampai 9 per mil dari 1.000 kelahiran, anak menderita penyakit jantung bawaan. Di Indonesia sendiri, kelahiran bayi per tahun mencapai sekitar 4 juta kelahiran.
“Jadi sekitar 40 ribu anak lahir dengan kondisi penyakit jantung bawaan,” ujar Jusuf di RS Jantung Tasikmalaya belum lama ini.
Ia menuturkan, gejala penyakit jantung bawaan pada anak tersebut kerap tidak diketahui atau disadari oleh para orang tuanya. Bahkan gejala penyakit jantung bawaan ini bersembunyi dalam gejala penyakit lain.
Jusuf menjelaskan, sejauh ini baru sekitar 10 persen saja anak yang menderita penyakit jantung bawaan menjalani tindakan medis. Selebihnya, atau 90 persennya bertahap hidup dengan kondisi jantung yang tidak sehat.
Masih rendahnya penanganan terhadap anak dengan penyakit jantung bawaan ini disebabkan karena terbatasnya jumlah dokter jantung di Indonesia dan keterbatasan sarana dan rumah sakit khusus jantung.
Kendati demikian, lanjut Jusuf, pemerintah bersama pihak swasta terus berusaha memberikan dan memperluas layanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan jantung.
“Kendalanya memang karena fasilitas untuk penanganan penyakit jantung ini terbatas ya. Kemudian perlatanan juga memang cukup mahal dan tenaga spesialis pun terbatas. Kondisi juga berdampak pada biaya penanganan penyakit jantung yang terbilang cukup mahal,” ucapnya.
Jusuf menambahkan, salah satu upaya dalam memperluas layanan kesehatan jantung kepada masyarakat, kini telah hadir Rumah Sakit Jantung Tasikmalaya, di Jalan Mochamad Hatta, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
RS Jantung Tasikmalaya ini bisa melayani daerah yang ada di Priangan Timur, seperti Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran, bahkan hingga Jawa Tengah.
“Alhamdulillah, kami juga telah melakukan tindakan medis terhadap dua anak penderita penyakit jantung bawaan yang berusia 4 tahun dan 5 tahun. Ini merupakan operasi jantung pertama di Priangan Timur yang dilaksanakan di RS Jantung Tasikmalaya,” tandasnya.
Dokter spesialis jantung lainnya, Prof Mulyadi, mengatakan, penyakit jantung bawaan pada anak terkadang sulit dikenali. Padahal dalam beberapa kasus, kondisi penyakit jantung bawaan harus segera dilakukan penanganan medis.
Menurutnya, ada beberapa ciri umum yang dapat dideteksi oleh para orang tua di antaranya terdapat warna kebiru-biruan pada lidah anak kemudian anak mudah lelah.
“Misalnya jalan satu atau dua meter, anak sudah merasa lelah. Selain itu, gejala penykit jantung bawaan itu tidak spesifik, gejalanya menyerupai penyakit lain. Kadang dibilang TBC, juga dibilang epilepsi, jadi memang ada kalanya tidak disadari oleh orang tua," jelasnya.
Di samping itu, gejala lain yang perlu dicermati adalah saat bayi sedang menyusu. Kalau bayi normal, menyusunya tidak akan berhenti sampai kenyang.
“Sedangkan pada bayi yang menderita penyakit jantung bawaan, menyusunya sering lepas kemudian menangis dan itu tandanya si bayi lelah,” ucapnya.
Ciri lainnya adalah ketika bayi diberi susu formula atau susu botol, bayi sehat biasanya akan bernafsu atau bisa dengan cepat menghabiskan susunya. Sementara bayi dengan penyakit jantung bawaan relatif lama.
“Gejala lain misalnya bayi lebih nyaman tidur setengah duduk, sering batuk pilek dan berat badannya kurus. Tentu untuk memastikannya segera periksakan anak ke dokter, agar bisa segera ditangani,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait