PANGANDARAN, iNewsTasikmalaya.id – Video Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata ngamuk jelang malam pergantian tahun baru 2023, viral di media sosial (medsos).
Video Bupati Pangandara Jeje Wiradinata ngamuk pun beredar luas melalui pesan berantai aplikasi WhatsApp.
Dalam video berdurasi 2,26 detik itu bupati ngamuk karena segel penutupan tempat hiburan malam ada yang merobek.
Bupati Jeje tampak terlibat ketegangan dengan seseorang yang diduga membekingi tempat hiburan malam. Kejadian Bupati Pangandaran Ngamuk tersebut terjadi sekira pukul 23.01 WIB.
Usai video saat dirinya ngamuk viral, Bupati Jeje pun langsung memberikan klarifikasi. Menurutnya, peristiwa itu terjadi saat dirinya sedang melakukan inspeksi mendadak (sidak).
Ia menuturkan, wajar jika dirinya marah lantaran segel penutupan tempat hiburan malam sengaja dirobek.
Padahal, segel itu merupakan simbol kehormatan. Pemasangan segel tersebut dilakukan bukan hanya oleh pemda dan para alim ulama, tapi melibatkan instansi lain dan dilakukan secara bersama-sama.
Dikatakan Jeje, sekira dua atau tiga bulan lalu pemerintah menutup 38 warung reman-remang hasil kesepakatan bersama dengan TNI, Polri, dan alim ulama.
Alasan penutupan warung remang-remang itu karena tempat tersebut diduga tidak hanya menjual minuman keras (miras), tapi juga terindikasi adanya prostitusi.
“Pengembangan wisata itu tidak boleh bertentangan dengan etika atau moral. Maka berbagai upaya terus dilakukan agar kepentingan umat tetap terjaga,” kata Jeje seperti dikutip iNewsJabar.id, Senin (2/1/2023).
“Dua bulan lalu juga saya sidak ke sana (warung remang-remang), ada yang buka, ada perempuan. Ketika itu saya katakan, tutup dong dan hormati segel ini, kecuali ada putusan pengadilan untuk membuka segel," sambungnya.
Jeje menegaskan, penutupan tersebut merupakan keinginan dari masyarakat karena meresahkan. Saat sidak, ia mendapati segel di salah satu kafe sudah tersobek.
“Segelnya sudah tidak ada di situ. Saya cari bekingnya, wajar saya marah. Saya tanya kenapa dibuka. Dia menjawab karena ada putusan pengadilan dan minta ke saya untuk menanyakan saja ke Satpol pp,” ujar Jeje.
Disinggung soal tudingan adanya pemukulan, Bupati Jeje secara tegas membantahnya. Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah mengusap muka beking itu untuk menyadarkan bahwa tindak menyobek segel adalah pelanggaran.
“Masih merekedeweng (keras kepala) saya usap mukanya, bukan ditonjok, begitu kronologinya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait