TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Ribuan honorer tenaga kesehatan (nakes) Kota Tasikmalaya geruduk gedung DPRD Kota Tasikmalaya di Jalan RE Marthadinata, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kamis (28/7/2022) pagi. Kedatangan para honorer nakes tersebut menuntut diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K).
Nakes yang berunjukrasa di depan DPRD Kota Tasikmalaya itu gabungan dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya kebidanan, keperawatan, dan nakes umum lainnya. Diperkirakan, jumlah peserta unjukrasa mencapai 1.200 orang.
Mereka juga mempertanyakan terkait wacana pemerintah untuk menghapus tenaga honorer pada 2023 mendatang.
Salah seorang massa aksi, Eusi Yunarsih (39) mengatakan, dirinya menjadi honorer di salah satu rumah sakit di Kota Tasikmalaya sudah lebih dari 15 tahun. Namun, hingga kini dia dan rekan-rekan sejawatnya belum juga diangkat menjadi P3K terlebih menjadi pengawai negeri sipil (PNS).
Ia mengaku tidak keberatan jika wacana penghapusan honorer asalkan semua nakes yang ada di Kota Tasikmalaya diangkat menjadi P3K.
"Boleh saja dihapus asalkan pemerintah terlebih dahulu mengangkat nakes yang ada di sini (Kota Tasikmalaya) menjadi P3K," kata Euis.
Hal senada disampaikan honorer nakes yang bertugas di kamar mayat dan pemulasaraan jenazah Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) dr Soekardjo Kota Tasikmalata, Yuriahman (41). Dia berharap pemerintah daerah bisa mendengar aspirasi para nakes yang sudah lama mengabdi.
"Kepada Pemkot, Dinas Kesehatan, dan DPRD Kota Tasikmalaya, untuk membuka hati nuraninya, agar bisa memperjuangkan nasib para nakes yang ada di Kota Tasikmalaya menjadi P3K,” ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini dirinya hanya bekerja sebagai tenaga honorer di rumah sakit. Ia tidak memiliki penghasilan lain untuk menghidupi keluarga selain dari bekerja sebagai honorer.
“Apabila tenaga honorer dihapus ya silahkan saja, tapi kita semua meminta diangkat jadi P3K, karena saya sendiri hanya mencari rezeki sebagai nakes,” kata Yuriahman.
Massa aksi mengancam akan kembali melakukan aksi dengan jumlah yang lebih besar demi memperjuangkan nasib mereka menjadi P3K.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait