HAN 2022, Siswa SDN 1 Pengadilan Kota Tasikmalaya Beri Kejutan untuk Orang Tuanya: Aku Sayang Ibu

Kristian
HAN 2022, Siswa SDN 1 Pengadilan Kota Tasikmalaya Beri Kejutan untuk Orang Tuanya: Aku Sayang Ibu. (Foto: Kristian)

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2022, sekaligus hari terakhir Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun ajaran 2022-2023, orang tua dan sejumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Pengadilan Jalan Tarumanagara, Kelurahan Tawangsari, KecamatanTawang, Kota Tasikmalaya,  saling berikan kejutan.

Suasana haru tampak ketika para siswa memberikan tulisan "Aku Sayang Ibu". Para orang tua siswa pun langsung menyambutnya dengan pelukan, doa, dan memberikan sebuah hadiah untuk anaknya masing-masing. Tak sedikit para orang tua yang meneteskan air matanya karena tidak menyangka mendapatkan kejutan dari buah hatinya.

"Hari ini merupakan Hari Anak Nasional dan akhir dari MPLS. Anak-anak sekarang berkegiatan untuk membuat kreativitas untuk ayah dan bundanya di hari anak,” kata salah seorang guru SDN 1 Pengadilan, Wine Andriani, Sabtu (23/7/2022).  

Menurutnya, dengan berakhirnya masa MPLS, mulai Senin (25/7/2022) para siswa baru akan pendidikan dan sudah berkegiatan secara mandiri. Sehingga para orang tua hanya diperbolehkan mengantar hanya sampai gerbang sekolah.

“Saat masa MPLS para orang tus siswa baru masih diperbolehkan untuk berada di dalam lingkungan sekolah. Namun, mulai Senin hanya boleh sampai gerbang sekolah,” ujarnya.

Ia menuturkan, dimoment hari anak nasional 2022, pihak sekolah untuk berdiskusi dengan komite sekolah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bermakna bagi anak-anak di masa depan.

Salah satu persoalan yang dibahas dalam diskusi dengan komite sekolah di antaranya tentang bulllying atau perundungan terhadap anak. Hal itu untuk mencegah aksi perundungan terhadapa anak seperti yang terjadi di daerah Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, di mana seorang bocah SD meninggal dunia diduga akibat aksi perundungan teman-temannya.

Para guru dan orang tua pun mengaku prihatin dengan peristiwa yang menimpa bocah sebelas tahun yang meninggal dunia akibat perbuatan dugaan perundungan tersebut.

"Ini menjadi PR bagi kami di sini (sekolah). Sebagai guru, dengan adanya kasus seorang anak yang meninggal karena depresi akibat adanya perundungan dari teman-temannya, tentunya sangat prihatin. Kami sebagai guru tentunya akan mendidik bagaimana caranya agar anak-anak didik bisa berani untuk mengatakan tidak ketika dia mendapatkan hal yang memang menganggu dirinya, kontrol sosialnya, dan bagaimana mereka bisa mengontrol gerakannya,  saat menyanyangi siapapun dengan teman-temanya tidak berlebihan," ucapnya.

Ia menuturkan, pihaknya terus berupaya mendidik dan memberikan arahan kepada semua siswanya untuk saling bisa menyayangi teman, saling menjaga, dan tentang bagaimana caranya saling berbicara dengan positif, karena pada dasarnya itu akan mempengaruhi pada teman-temannya.

"Kepada siswa di sini, kami selaku guru mengatakan bagaimana bersikap dengan teman sebaya, dengan yang lebih tua, dan yang lebih muda," tuturnya.

"Di hari anak nasional ini, saya berharap anak-anak penerus bangsa anak yang berahlak, berkarakter kuat, bukan hanya berprestasi di dalam akademis, tapi dia juga bisa menjadi teladan bagi teman sebayanya di lingkungan sekolah maupun di rumahnya masing-masing,” pungkas

Salah seorang wali murid, Medina Almunarwoh (39) mengatakan, terkait adanya kasus perundungan terhadap seorang anak di Kabupaten Tasikmalaya hingga depresi dan meninggal dunia, selaku orang tua tentunya sangat prihatin dan sedih.

“Sebagai orang tua tentunya akan memberikan pijakan bagi anak ketika bergaul dengan temannya harus seperti apa. Bagaimana bergaul dengan teman sebaya, yang lebih muda maupun yang lebih tua,” kata Medina.  

“Jadi misalnya ada teman-temanya yang memaksa atau ada yang meminta dengan cara pemaksaan itu kan tidak wajar. Saya itu ke anak-anak agar tidak mengadu dulu kepada orang tua, tapai dibicarakan dulu sama guru di sekolah, karena saya tidak ingin sampai berkonflik antar orang tua siswa," sambungnya.

Ia menambahkan  selama dua tahun adanya pandemi covid19, anaknya cenderung menjadi pribadi yang penyendiri karena memang kurang sosialiasi dengan teman-temannya. Dirinya berharap dimomen hari anak nasional 2022 ini, semua anak di Indonesia bisa lebih semangat dalam bersosialisasi dengan teman-teman baru di sekolah.

"Dimomen hari anak nasional ini, dengan tema anak terlindungi, Indonesia maju, anak-anak bisa bersosialisasi kembali dengan teman-temannya dan menumbuhkan jiwa sosialnya,” tandasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network