"Bakal merepotkan juga sih, walaupun kami sudah terbiasa menggunakan hp canggih, khawatirnya saat pengisian menggunakan MyPertamina akan berbenturan dengan orderan penumpang yang masuk melalui aplikasi taksi onlinenya," kata Hengky.
Menurutnya, kebijakan penggunaan hp di SPBU dinilai ambigu (tidak jelas). Sebab, kata dia, di areal SPBU ada larangan tidak diperbolehkan untuk mengoperasikan hp.
"Kan biasanya juga di SPBU itu tidak boleh menggunakan hp, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tapi kenapa sekarang bayar BBM justru harus menggunakan hp,” ucapnya.
Para sopir angkutan umum maupun taksi onlie meminta kebijakan tersebut untuk dikaji ulang dalam soal aturan sistem pembayaran BBM bersubsidi berbasis apklikasi. Karena dikhawatirkan akan ada kendala saat pengisian BBM, mulai dari masyarakat yang tidak mempungai ponsel canggih, sehingga kendaraan di SPBU akan mengalami antrean yang panjang akibat pembayaran lewat hp.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait