Dikatakan dia, santri itu harus adaptif kolaboratif dengan bingkar 3G yakni gerak cepat, geber bersama dan gas semua potensi online. Di samping itu, ekosistem ekonomi digital dan mengedepankan produk-produk kreatif, santri harus kekinian dan banyak nanti konten-konten itu diberikan dalam konteks digital dalam konteks online.
“Seperti tadi yang disampaikan oleh Habib Husein bahwa yang hadir di sini mungkin sekitar 2000 santri, tapi kalau kita kemas dalam konten yang menarik mungkin yang nonton 2 juta lebih dan ini yang akan menjadi pola kita ke depan,” ucapnya.
Untuk pemasaran produk-produk UMKM, lanjut Sandi, pihaknya berkolaborasi dengan gerakan nasional bangga buatan Indonesia. Santri ini akan menjadi bagian dari 30 juta UMKM yang akan terus dilatih dan menjadi bagian daripada ekosistem ekonomi digital.
“Promosi baik dari segi pembenahan kemasannya, pembenahan daripada promosinya itu akan kita fasilitasi dan akan memasuki suatu era yaitu di mana pemerintah dengan total 400 sampai 600 Triliun rupiah belanjanya akan mengarahkan pembeliannya kepada produk-produk yang diciptakan oleh para santri. Targetnya menciptakan antara 1,7 sampai 2 juta lapangan kerja baru dengan gerakan bangga buatan Indonesia yang nanti akan kita selaraskan dengan program santri digitalpreneur Indonesia,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait