TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Tim KK Farmakokimia, Sekolah Farmasi (SF) Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Program Pengabdian Masyarakat dan Inovasi (P2MI) 2024 yang dikelola Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM) ITB berkolaborasi dengan Prodi S1 Farmasi, Universitas BTH Tasikmalaya melakukan edukasi keamanan dan kehalalan pangan untuk warga di Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (23/12/2024).
Kegiatan yang dibuka oleh perwakilan perangkat desa ini dihadiri lebih kurang 50 kader aktif Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di daerah tersebut. Kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Edukasi mengenai keamanan dan kehalalan pangan ini menyoroti tentang masih banyaknya produk pangan yang tersebar di pasaran tidak seluruhnya diedarkan berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa produk yang ditemukan tidak mematuhi aturan tersebut.
Hal ini dapat diketahui dari ketidaklengkapan informasi yang tertera pada kemasan produk, seperti izin edar, petunjuk penyimpanan, penyajian, keterangan tanggal produksi dan kedaluwarsa, serta belum adanya sertifikasi halal.
Pemateri pertama, Dr. apt. Tursino, Dosen KK Farmakokimia SF ITB, menyampaikan mengenai keamanan produk pangan. Materi ini disampaikan untuk mengedukasi para kader dalam membedakan pangan yang aman dan berbahaya, serta mengolah produk pangan yang aman, baik itu produk pangan siap saji maupun pangan olahan.
Pemateri berikutnya, apt. Yangie Dwi Marga Pinanga, Ph.D yang juga dosen KK Farmakokimia SF ITB menyampaikan mengenai kehalalan produk pangan. Para kader dibekali pengetahuan penting tentang konsep halal dan haram, identifikasi produk halal, regulasi produk pangan halal, hingga urgensi sertifikasi halal dan cara mendapatkannya.
Para peserta antusias dan ingin mengetahui lebih lanjut mengenai proses pengajuan sertifikasi halal untuk produk yang mereka kembangkan.
Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan intensif bagi kader desa. Setiap peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menganalisis produk pangan yang telah disiapkan oleh tim pemateri dan dibimbing oleh fasilitator yang merupakan tutor akademik dan mahasiswa kedua universitas.
Produk dianalisis dari kemasannya untuk mengidentifikasi dan menentukan kesesuaian dengan persyaratan keamanan dan kehalalan untuk produk pangan.
"Kegiatan tersebut sejalan dengan program Desa Mitra SF ITB yang mengadakan community development untuk masyarakat Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya. Masyarakat mengembangkan produk olahan pangan berbahan dasar ikan lele," ujar Dr. Tursino.
"Produk-produk pangan tersebut tentu ingin dipasarkan luas, sehingga perlu jaminan menjadi produk pangan yang aman, berkualitas, dan halal. Oleh karena itu, edukasi tentang keamanan dan kehalalan produk pangan perlu disampaikan." sambungnya.
Mochamad Fathurohman, M.Si, selaku Dosen S1 Prodi Farmasi Universitas BTH Tasikmalaya menuturkan, kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas produk pangan dan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut.
"Kolaborasi antara ITB dan Universitas BTH ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas produk pangan yang dihasilkan oleh masyarakat desa di Kabupaten Tasikmalaya, menyesuaikan dengan SDA yang khas dan
value masyarakat," ujar Fathurohman.
"Selain itu, kerja sama ini diharapkan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang farmasi dan kesehatan. Dosen dan mahasiswa farmasi pun aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono