Tak hanya itu, pemberdayaan perempuan di Desa Kawali menjadi salah satu poin penting dalam program ini. Para perempuan kini dilibatkan dalam pengolahan hasil perikanan, seperti pembuatan produk kreatif dari ikan, di antaranya es krim berbahan dasar ikan, serta pengolahan tulang dan kulit ikan menjadi produk bernilai ekonomi.
“Dengan pengelolaan yang tepat, tidak ada bagian dari ikan yang terbuang,” tambahnya.
Sekda Ciamis, Dr. Andang Firman Triyadi, menyampaikan bahwa program Kampung Nila ini bukan hanya untuk tingkat kabupaten, melainkan berpotensi menjadi model nasional.
“Desa Kawali diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan budidaya ikan nila yang sukses dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Dr. Giyatno, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong kolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mereplikasi program ini di lima lokasi lain di Ciamis.
“Kami juga tengah mengembangkan inovasi melalui program ‘Si Budi Dikucir,’ yakni strategi budidaya ikan dengan teknologi kincir air yang modern, serta pengolahan ikan yang kekinian,” jelasnya.
Dengan berbagai inisiatif ini, Program Smart Fisheries Village diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Kawali melalui pengelolaan perikanan yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan.
Editor : Asep Juhariyono