Kandang Paranje yang berukuran 2x5 meter hanya bisa menampung 750 ekor ayam, namun lebih efektif untuk 500 ekor ayam karena ayam semakin membesar seiring waktu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana, menargetkan agar Paranje Tasik ada di setiap wilayah.
"Target kami adalah 10 kelompok, kami akan mencari kelompok yang serius dan mampu melaksanakan program ini dengan baik," kata Adang.
Adang menambahkan bahwa Paranje Tasik di Kelompok Tani Sawargi Jaya hanya memerlukan penyempurnaan dalam pemeliharaan agar tingkat kematian dan kanibalisme dapat diminimalisir.
"Uji coba pertama ini cukup bagus karena tingkat kematiannya rendah dan bobot ayam hampir mencapai 1 kg," paparnya.
Untuk komposisi pakan, Adang menjelaskan bahwa hanya 40 persen dari pakan pabrikan, sedangkan 60 persen berasal dari maggot dan azolla. "Kami sarankan untuk menanam azolla dulu sebelum membudidayakan maggot," tambahnya.
Plh. Wali Kota Tasikmalaya, Drs. Asep Sukmana, M.Si, menyampaikan bahwa pada panen perdana ini sebanyak 100 ekor ayam akan diambil oleh RM Jembar.
Ini merupakan langkah awal dari kerja sama yang baik antara pemerintah, peternak, dan pihak swasta dalam memasarkan hasil agribisnis.
"Saya apresiasi program ini karena tidak hanya fokus pada budidaya ayam, tetapi juga berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan, inflasi, stunting, dan sampah," kata Asep.
Asep juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam program ini. "Program ini merupakan hasil kolaborasi antara dinas, BI, BJB, Kadin, kelompok tani, dan masyarakat," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono