TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Damkar Kota Tasikmalaya meminta warga untuk tidak melakukan pembakaran sampah secara sembarangan, terutama selama musim kemarau. Tindakan ini penting untuk menghindari risiko api dari pembakaran sampah yang dapat merambat dan memicu kebakaran di area lain, termasuk kebakaran lahan.
Sejak Agustus 2023 hingga 12 September 2023, Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tasikmalaya telah mencatat sebanyak 13 kasus kebakaran lahan. Dari jumlah tersebut, lima kasus terjadi pada Agustus dan delapan kasus lainnya terjadi pada September.
Kabid Damkar Kota Tasikmalaya, Boedi Santoso, mengatakan, mayoritas dari kejadian-kejadian kebakaran lahan ini disebabkan oleh pembakaran sampah.
Oleh karena itu, Boedi mengimbau warga agar tidak membakar sampah secara sembarangan. Jika memang terpaksa harus membakar sampah, ia menekankan perlunya memantau proses pembakaran hingga benar-benar padam.
"Jika memang perlu membakar sampah, tunggulah sampai benar-benar padam. Jangan meninggalkannya begitu saja," tegas Boedi.
Ia menjelaskan, meskipun kasus kebakaran lahan di Kota Tasikmalaya selama ini cenderung memiliki luasan yang tidak terlalu besar, dengan paling luas mencapai satu hingga dua hektar, rata-rata luasnya bahkan di bawah itu.
Meski begitu, upaya pemadaman kebakaran lahan seringkali mengalami kendala terutama dalam hal akses. Ketika lahan yang terbakar berada jauh dari jalan, proses pemadaman akan menjadi lebih lama dan sulit.
Sebagai contoh, Boedi mencatat kebakaran yang terjadi di sekitar kawasan Lanud Wiriadinata, yang berada di lokasi yang cukup terpencil. Akibatnya, upaya pemadaman harus dilakukan dengan peralatan yang terbatas dan dibantu oleh warga setempat.
Terkait dengan kendala lainnya, Boedi juga menyebutkan keterbatasan peralatan pemadam kebakaran, seperti kendaraan damkar. Dari lima unit kendaraan yang dimiliki, hanya sekitar tiga unit yang masih beroperasi secara optimal.
"Kami berharap penambahan peralatan karena kebutuhan masih sangat banyak, terutama dengan adanya banyak bangunan bertingkat di Kota Tasikmalaya yang memerlukan peralatan khusus," tambah Boedi.
Semua upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi risiko kebakaran lahan di Kota Tasikmalaya dan menjaga keselamatan serta lingkungan kota ini dari bahaya yang dapat dihindari.
Editor : Asep Juhariyono