TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dua minggu menjelang bulan Ramadhan 1444 Hijirah, harga sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional di Kota Tasikmalaya mengalami kenaikan.
Seperti halnya di Pasar Rel, Kelurahan Cilembang, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, sejumlah komoditas bahan pokok saperti sayuran dan cabai naik cukup signifikan.
Salah seorang pedagang sayuran, Zaenal Arifin, mengatakan, harga sayuran dan cabai setiap harinya terus mengalami kenaikan. Bahkan harga sayuran seperti kentang masih terbilang tinggi.
Harga cabai domba yang semula dijual Rp85 ribu per kg naik menjadi Rp90 ribu per kg. Cabai rawit yang awalnya Rp60 ribu per kg, kini menjadi Rp70 ribu per kg.
Harga cabai merah yang semula dijulan kisaran Rp80 ribu hingga Rp87 ribu per kg, sekarang naik menjadi Rp90 ribu per kg.
“Setiap hari harga selalu naik jadi gak sama. Harga kentang, saya jual Rp22 ribu per kg. Dari sananya kita beli Rp18 ribu sampai Rp19 ribu," kata Zaenal disaat ditemui di Pasar Rel, Senin (6/3/2023).
Menurutnya, kenaikan harga bahan pokok saat ini diduga lantaran pasokan yang sangat minim dan cuaca buruk sehingga banyak petani yang mengalami gagal panen.
“Apalagi sekarang sudah dekat ke puasa juga, biasanya harga mulai pada naik,” ucapnya.
Zaenal menuturkan, harga komoditas bahan pokok diprediksi akan terus mengalami naik saat mendekati bulan Ramadhan.
"Dari awal juga ini sudah mau melonjak ya, pasti kedepanmya harga gak bakalan tetap pasti naik terus. Prediksi bulan Ramadhan pasti naik hingga akhir bulan," ungkapnya.
Salah seorang pembeli yang juga penjual warung nasi, Atik Mulyani (50) mengatakan, kenaikan harga komoditas bahan pokok tentunya berpengaruh terhadap harga dagangan yang dijualnya.
“Harga naik pasti berpengaruh kepada saya sebagai rakyat kecil yang berjualan seperti olahan jadi ini, seperti harga cabai itu sangat penting bagi saya buat masak," ucapnya.
Selain itu, dikatakan dia, menjelang bulan Ramadhan ini tentu akan banyak komoditas bahan pokok yang mengalami kenaikan. Namun, dirinya berharap kenaikan tersebut tidak melambung lebih tinggi.
"Biasanya maju ke puasa pasti bakalan pada naik. Tapi karena kita butuh ya mau gimana lagi. Mudah-mudahan saja gak terlalu tinggi naiknya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono