Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan intensif bagi kader desa. Setiap peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menganalisis produk pangan yang telah disiapkan oleh tim pemateri dan dibimbing oleh fasilitator yang merupakan tutor akademik dan mahasiswa kedua universitas.
Produk dianalisis dari kemasannya untuk mengidentifikasi dan menentukan kesesuaian dengan persyaratan keamanan dan kehalalan untuk produk pangan.
"Kegiatan tersebut sejalan dengan program Desa Mitra SF ITB yang mengadakan community development untuk masyarakat Desa Tanjungsari, Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya. Masyarakat mengembangkan produk olahan pangan berbahan dasar ikan lele," ujar Dr. Tursino.
"Produk-produk pangan tersebut tentu ingin dipasarkan luas, sehingga perlu jaminan menjadi produk pangan yang aman, berkualitas, dan halal. Oleh karena itu, edukasi tentang keamanan dan kehalalan produk pangan perlu disampaikan." sambungnya.
Mochamad Fathurohman, M.Si, selaku Dosen S1 Prodi Farmasi Universitas BTH Tasikmalaya menuturkan, kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas produk pangan dan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut.
"Kolaborasi antara ITB dan Universitas BTH ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam meningkatkan kualitas produk pangan yang dihasilkan oleh masyarakat desa di Kabupaten Tasikmalaya, menyesuaikan dengan SDA yang khas dan
value masyarakat," ujar Fathurohman.
"Selain itu, kerja sama ini diharapkan membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang farmasi dan kesehatan. Dosen dan mahasiswa farmasi pun aktif terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait