Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Ciamis mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2021 tentang Sasaran Inflasi dan Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
“Dengan target inflasi sebesar 2,5% pada 2024, kegiatan ini menjadi bagian penting dari program kerja Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD),” jelasnya.
Kegiatan ini diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari petani, peternak, camat, kepala desa, serta pelaku usaha dari wilayah eks-Kawedanaan Banjarsari.
Dalam rangkaian acara, Budi Waluya menyempatkan diri berdialog dengan para pelaku UMKM setempat. OPM yang dikelola oleh Perumda Galuh Perdana menyediakan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, telur ayam, tepung terigu, dan barang kebutuhan lainnya.
“Operasi pasar murah ini bukan hanya tentang ketersediaan bahan pangan, tetapi juga komitmen kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ungkap Budi.
Ia juga berharap sinergi antara Pemkab Ciamis, Bank Indonesia, OJK, dan lembaga keuangan lainnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui literasi dan inklusi keuangan.
Menutup acara, Budi menyampaikan optimisme bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat sekaligus menjadi langkah nyata dalam menjaga stabilitas ekonomi menjelang Nataru.
“Kegiatan ini merupakan bukti nyata upaya bersama untuk menciptakan stabilitas harga, memperkuat perekonomian, dan memastikan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Ciamis,” pungkasnya.
Operasi pasar murah ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen Pemkab Ciamis untuk menciptakan ekonomi yang tangguh menjelang momen penting Nataru.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait