Herman juga menekankan pentingnya kasih sayang dalam proses pendidikan agar anak didik merasa senang dan bersemangat untuk bertemu dengan gurunya.
"Pembangunan pendidikan tidak boleh dilakukan setengah-setengah, karena pendidikan, baik formal, informal, maupun nonformal, adalah alat utama dalam mencetak generasi yang tangguh," jelasnya.
Ia menyampaikan keprihatinannya karena pendidikan di Jabar masih lebih banyak terfokus pada pendidikan formal, sementara pendidikan informal dan nonformal sering kali terabaikan.
"Saat ini kita masih terjebak pada pendidikan formal saja, padahal keberhasilan pendidikan juga bergantung pada dukungan keluarga dan masyarakat," tambahnya.
Herman berharap sinergi antara pendidikan formal, informal, dan nonformal dapat menghasilkan pemimpin masa depan yang kuat dan hebat.
"Pada akhirnya, kita akan mencetak pemimpin masa depan yang tangguh. Itulah logika dasarnya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait