Syarief menekankan bahwa pengelolaan masjid yang efektif membutuhkan kolaborasi kuat antara ulama dan umaro.
"Peran ulama dan umaro harus bersinergi untuk memajukan umat dan menjadikan masjid sebagai pusat peradaban. Tanpa kerja sama yang baik, visi memakmurkan masjid tidak akan tercapai secara optimal," ujarnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Agama Kabupaten Ciamis, terdapat lebih dari 895 masjid di wilayah ini, termasuk Masjid Agung yang menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan utama.
Melalui pelatihan ini, DMI berharap masjid-masjid di Ciamis dapat berfungsi lebih optimal sebagai pusat dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi umat.
Syarief juga menegaskan pentingnya keterlibatan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah daerah, dalam mewujudkan visi tersebut.
"Masjid harus menjadi pusat peradaban yang dinamis bagi masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi," jelasnya.
Dengan pelatihan manajemen yang komprehensif ini, DMI Ciamis berharap seluruh masjid di wilayah ini dapat dikelola dengan lebih profesional, membawa manfaat yang lebih luas bagi umat Islam di Kabupaten Ciamis.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait