Namun, jika seorang tukang parkir liar dapat mengumpulkan uang dari 50 motor sehari, hal tersebut dapat menghasilkan uang sebesar 100 ribu rupiah per hari.
Rio menilai bahwa meskipun jumlah tersebut terlihat kecil, itu adalah jumlah yang signifikan untuk lokasi parkir yang strategis seperti di Jalan Letjend Suwarto Kota Banjar.
"Meskipun uang Rp2000 tidak akan membuat orang miskin, namun hal tersebut akan membuat tukang parkir menjadi kaya tanpa memberikan kontribusi apapun bagi negara," ucapnya.
Rio menambahkan bahwa keadaan tersebut tidak akan menjadi masalah jika tukang parkir liar tersebut bekerja sesuai ketentuan.
Namun, tukang parkir liar seringkali terlihat seperti pemalak daripada menyediakan jasa parkir.
"Tukang parkir liar seringkali meminta uang tanpa menyediakan jasa parkir, bahkan ketika pemilik kendaraan hendak pulang," ujarnya.
Rio juga mengakui bahwa jumlah uang Rp2000 memang kecil, tetapi jika seorang individu memarkir kendaraannya di beberapa tempat, jumlahnya bisa signifikan.
Oleh karena itu, Rio menekankan bahwa kondisi tersebut merupakan masalah serius karena tidak memberikan manfaat bagi negara, dan jika ada sesuatu yang hilang seperti helm, mereka hanya pura-pura panik dan berkata bahwa itu adalah musibah.
"Kita berharap pemerintah benar-benar tegas dalam menindak tukang parkir liar di Kota Banjar. Jangan sampai Kota Banjar terganggu oleh masalah sepele seperti pemalakan yang dilakukan oleh tukang parkir liar yang menyamar sebagai penyedia jasa," tegas Rio.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait