TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Demi mendambakan kondisi jalan mulus, ibu-ibu di Kampung Linggamanik, Desa Bojongkapol, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya, rela bertaruh nyawa untuk mengambil material batu dan pasir di sungai.
Bagaimana tidak, saat mengambil batu dan pasir dari sungai, mereka harus menapaki jalan setapak berbatu dan licin di tepi jurang.
Sudah lima hari warga Kampung Linggamanik, termasuk ibu-ibu, melakukan perbaikan jalan secara swadaya karena sudah bertahun-tahun jalan dibiarkan rusak tanpa ada upaya perbaikan dari pemerintah.
Berkali-kali warga mengajukan perbaikan tapi tak kunjung ada perhatian. Sebagai bentuk protes terhadap pemerintah, warga se-kampung akhirnya sepakat melakukan perbaikan secara swadaya dengan bergotong-royong.
Mendambakan Jalan Mulus, Ibu-Ibu di Linggamanik Tasikmalaya Bertaruh Nyawa Mengambil Batu dan Pasir. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Indra Sanjaya
Puluhan ibu-ibu itu sebagian besar kebagian tugas mengambil material batu dan pasir yang diambil dari Sungai Cimanik yang melintas kampung.
Material batu dan pasir itu diambil dengan cara ditenteng dan dipikul menggunakan ember, panci butut atau bejana lain yang bisa dipergunakan.
Untuk menuju tepian sungai, ibu-ibu harus melewati dan menuruni jalan setapak berbatu yang licin dan berada di tepi jurang.
Jalan setapak berbatu itu licin akibat rembesan mata air dari bukit di atasnya. Kerap ibu-ibu harus saling berpegangan agar tidak terpeleset dan jatuh.
Sejumlah bapak-bapak ikut mengawal karena khawatir akan keselamatan para ibu-ibu, walau sebenarnya mereka sudah terbiasa menapaki kondisi jalan setapak seperti itu.
"Iya, harus menuruni jalan setapak di tepi jurang yang licin. Tapi alhamdulillah mereka hati-hati dan tidak terjadi hal tak diinginkan. Ini demi jalan mulus yang kami dambakan," kata Asid, salah seorang warga saat ditemui di lokasi, Kamis (12/10/2023).
Namun begitu ibu-ibu tetap semangat memikul batu maupun pasir yang diambil dari tepian sungai, walau harus menapaki jalan licin tepian jurang dan mendaki menuju jalan saat memikul material.
Menurut Asid, total panjang jalan Linggamanik untuk akses menuju daerah lain itu sepanjang 9 km. Sebagian besar dalam kondisi rusak berat.
"Perbaikan terakhir dilakukan lima tahun lalu, melalui program TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa, Red)," ujar Asid.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait