TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Permainan lato-lato atau di zaman dulu disebut toktokan, saat ini kembali digandrungi anak-anak. Di Tasikmalaya, permainan lato-lato sedang tren. Anak-anak dan remaja hingga orang dewasa pun memainkan salah satu permainan tradisional ini.
Bahkan, para pedagang mainan di Tasikmalaya pun kini banyak yang menjual lato-lato.
Cara memainkan lato-lato yakni dengan membenturkan kedua bola kecil yang diikat dengan tali berkali-kali tanpa berhenti. Orang yang paling lama bermain biasanya dinyatakan sebagai pemenangnya.
Saat bermain lato-lato akan terdengar suara yang unik dan khas dari benturan dua bola kecil yang diikat dengan tali. Karena suara itulah, orang-orang sudah memainkannya secara terus menerus.
Informasi yang dihimpun, permainan lato-lato atau toktokan merupakan salah satu permainan tradisional yang sudah ada sejak tahun 70-an. Namun seiring berjalannya waktu dan kemajuan zaman dan banyaknya permainan modern dalam ponsel pintar (smart phone), permainan ini jarang atau bahkan tidak pernah dimainkan lagi oleh anak-anak.
Namun dalam beberapa waktu terakhir ini, permainan lato-lato banyak dimainkan kembali oleh anak-anak di era modern di sejumlah daerah, tidak terkecuali di Tasikmalaya.
Seperti halnya yang dilakukan anak-anak di Jalan Bantar, Kelurahan Argasari, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, mereka bermain lato-lato di masa liburan sekolah.
“Sudah libur sekolah, senang saja main ginian (lato-lato) sama teman-teman,” ujar salah seorang anak yang bermain lato-lato, Muhammad Dadan (13).
Untuk bermain lato-lato, kata Dadan, tidak begitu sulit karena permainan tersebut cukup mudah untuk dilakukan dengan menggunakan satu tangan saja. “Gak butuh waktu lama untuk bisa main lato-lato. Tinggal naik turunkan tangan saja,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang pedagang lato-lato di kawasan semi pedestrian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Heri mengatakan, permainan lato-lato ini sangat digemari oleh anak-anak.
“Permainan ini sedang viral di media sosial. Saya langsung jualan lato-lato dan alhamdulillah puluhan lato-lato bisa terjual,” ujar Heri, Selasa (29/12/2022).
Ia menuturkan, banyak juga orang dewasa sampai orang tua yang juga ikut meramaikan kembali permainan tradisional toktokan. Ia mengaku menjual lato-lato dengan harga yang bervariatif sesuai dengan ukuran dan motifnya.
"Yang beli rata-rata sih anak-anak, tapi ada juga yang dewasa, dan orang tua juga. Alasannya karena mengingat pada masa zaman dulu. Alhamdulilah dari pagi mulai jualan. Per hari ada saja yang beli sampai 30 buah. Untuk harga ada yang Rp10.000 polos dan Rp15.000 untuk yang ada gambarnya," ucap Heri.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait